Mengapa mengelola karyawan  dapat mengalami kegagalan? Salah satu penyebabnya adalah sang manajer tidak mampu mengelola dirinya sendiri. Jadi bukan karena kemampuan teknis pekerjaan sang manajer yang kurang. Manajer tidak mampu mengemas semua sumberdayanya untuk menangani  persoalan yang menyangkut dirinya. Berikut beberapa hal yang dapat menimpa diri sang manajer:

·                Kecemasan : manajer terkadang merasa cemas apakah pekerjaan yang sudah dirancang di unit kerjanya dapat dijalankan dengan berhasil atau tidak. Misalnya karena pengalaman kegagalan terdahulu.

·               Stres : manajer merasa memiliki beban akumulatif yang berat yang tidak saja langsung menyangkut pekerjaan tetapi juga beban bathin kalau rencana kerja di unitnya mengalami kegagalan.

·               Kepercayaan diri : dalam waktu-waktu tertentu manajer tidak luput dari kepercayaan diri yang kurang untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Hal ini bisa jadi karena tantangan pekerjaan baru yang belum siap dihadapinya. Sering juga terjadi perasaan apakah hasil pekerjaannya bakal memuaskan atau tidak.

·               Penundaan pekerjaan : manajer sering menunda pekerjaan yang sebenarnya menjadi prioritas karena merasa belum siap untuk dikerjakan. Atau masih ada pekerjaan lain yang dinilainya lebih penting.

 Kalau masalah dirinya tidak diselesaikan secara sistematis maka manajer akan mengalami kontra produktif. Pada gilirannya suasana bekerja akan semakin terganggu.Komunikasi horisontal  dan vertikal akan mampet. Apakah dengan demikian sang manajer layak disebut sebagai manajer yang baik? Bukan itu masalahnya.Jadi yang penting bagaimana beberapa pendekatan dapat dilakukan manajer:

v           Mengevaluasi diri untuk melihat kekuatan dan kelemahan diri secara mendalam. Intinya untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kelemahan diri yang didiamkan akan mengganggu suasana kerja.

v           Membuat prioritas tujuan dalam melakukan pekerjaan secara terprogram dengan mempertimbangkan potensi diri dan lingkungan kerja.Dengan kata lain harus membangun komitmen diri secara taatasas.

v           Tidak menghindari tetapi justru siap menghadapi setiap pekerjaan baru (menantang) yang diberikan atasan dengan optimis.Hargailah kepercayaan atasan. Ajaklah para karyawan untuk bekerja secara tim berbasis kemitraan.

v           Sering berkomunikasi informal terutama dengan kolega manajer. Semacam saling bercurah hati.

v           Jangan kikir mengalokasikan sebagian waktu untuk santai khususnya di luar waktu kerja baik dengan sahabat maupun dengan keluarga.