“Life is too beautiful to be complained of, it is too short to be wasted, and is too fun to be discouraged”
Semua kejadian ini membuat saya menyadari itu semua. Jangan pernah, sekalipun, menyia-nyiakan waktu yang dipunya. Karena suatu saat, waktu itu akan hilang begitu saja. Tanpa mengucap sepatah dua kata. Terasa berat ketika kita tahu bahwa we could do more in the past to create a better future, ya, penyesalan selalu datang terakhir.
23 hari sudah setelah alm. Mbah berpulang ke Rahmatullah.. Memasuki bulan ke-tiga, (bulan ulang tahun saya Biandra Az-Zahra dan Nisa pada tanggal 13 nanti), bulan Maret di tahun 2013 ini, saya merasa sangat bersyukur.
Pagi ini, saya terbangun dari sebuah mimpi. Sebuah mimpi yang tidak bisa semua orang dapatkan, saya bermimpi bertemu Mbah kembali..
Ini memang bukan hari pertama saya bermimpi tentang mbah, dan bukan hanya saya yang bermimpi tentang mbah. Pada tanggal 11 February Mummy, anak terakhir dari pasangan alm. Sjafri dan Aida sempat bermimpi berkomunikasi dengan beliau melewati telephone.
“Farrell yang angkat telfon, ternyata itu mbah. Ya kayak biasa, dia enggak mau ngomong jadi di kasih ke mummy telfonnya. Mbah bilang:
“In, apakabar?”
“Baik pah, papah gimana kabarnya disana?”
“Papah juga baik In.. Papah udah tenang disini”
“Ko papah ga pamit sama kita semua?”
Mama bercerita dengan air mata membasahi pipinya, terbangun setelah saya terbangun dan bershalat Tahajud.. Sayapun terbangun karena bermimpi bahwa beliau mengiringi setiap hari saya. Bermimpi seakan akan beliau ingin berucap bahwa beliau tidak akan membiarkan saya sendiri..
Hari ini, 1February, saya dan Uwa Ifah anak pertama alm. bermimpi kembali tentang beliau. Aneh, mimpi kami sangat mirip..
Saya bermimpi persis dengan kejadian asli (dalam bayangan saya). Sebagaimana mbah terjatuh depan sekian ratus orang menggunakan seragam FEM sambil beristigfar.. Namun yang beda, Allah tidak mencabut nyawanya hari itu, mbah masih ada. Sehat, bugar, tampan, seperti hari hari biasanya.
“Mbah.. Pokoknya mbah enggak boleh jatuh lagi ya.. Ara khawatir sama mbah”
“Mbah baik-baik aja Ara.. Don’t be worried about me.. Mbah sudah tenang sekarang, Ara harus bisa senang buat mbah”
“Tapi Ara nggak mau kehilangan mbah.. Ara sayang sama mbah, Ara gamau mbah pergi..”
“I love you too.. Dan mbah gaakan pergi kemanapun, mbah akan ada setiap saat disisi Ara..”
Air mata berlinang saat saya terbangun, I miss you mbah. I never knew losing someone would be this heart breaking. Ini adalah hadiah terindah yang pernah saya terima selama hidup saya. Bermimpi memelukNya, telling him how much I love him, and know that he would never leave me no matter what happens..
Uwa juga bermimpi mbah hadir melayat saudara Bpk. Habibie, wa Abi, suaminya yang sedang menggunakan baju dari mbah bilang bahwa disana ada papah. Uwa bilang, itu nggak mungkin, karena papah sudah meninggal. Tapi ya, disitulah mbah, hadir dan berdiri dengan gagahnya. Saat mbah berjalan ke tangga, mbah hampir terjatuh namun dibantu oleh wa Abi dan terselamatkan.
Apa maksud dari semua itu? Jatuh tapi selamat, hampir jatuh tapi selamat pula.
Semua masih serasa seperti mimpi, saya masih dengan susah payahnya membuat diri sendiri menyadari bahwa mbah memang sudah pergi. Bahwa kali ini, giliran kami yang merasa kehilangan yang tidak bisa di undo. Merasa kehilangan untuk selamanya. Kenapa prosesnya begitu cepat? Tanpa warning apapun.. Tanpa tanda-tanda apapun.. Tapi bagaimanapun, kami disini akan selalu mendoakanmu, tiada henti hati ini memohon ampun pada tuhan akan segala kekhilafanmu di dunia. Memohon padaNya untuk menerima segala amalanmu.. You have been the best grandpa anyone could ever have.. You have been the present of our life, and you have been the inspiration to us.. We love you, Forever..
(Biandra Azzahra)