Pasrah? Apakah sama dengan menyerah? Putus asa? Dalam kamus, pasrah berarti menyerah(kan) sepenuhnya, misalnya marilah kita pasrah pada takdir dengan hati yang tabah; ia pasrah pada apa yg akan diputuskan oleh pengadilan. Contoh lainnya, berpasrah atau berserah diri adalah berpasrah/berserah diri pada Tuhan sambil berdoa agar terhindar dari malapetaka. Bagaimana pasrah di dunia kerja?

        Berpasrah diri dalam dunia kerja akan berbeda maknanya bergantung pada kasus yang dihadapi seseorang dan atau perusahaan. Seorang karyawan akan pasrah diri menerima hukuman dari manajemen ketika dia ketahuan melanggar disiplin kerja. Jadi karyawan bersangkutan menerima dengan lapang dada tanpa merasa kecewa atau jiwa yang tertekan. Dan tentunya setelah kejadian itu sang karyawan diharapkan akan mengelola dirinya dengan lebih baik. Namun akan berbeda makna ketika dia dituduh melanggar disiplin. Karena sifatnya masih tuduhan maka tidak sewajarnya sang karyawan tersebut lalu pasrah diri. Dia bisa mengelak tuduhan asalkan didukung bukti-bukti kuat akan ketidakbenaran tuduhan yang ditimpakan padanya.

        Perusahaan ketika mengalami musibah kebakaran salah satu pabriknya maka wajar manajemen pasrah atas kejadian itu. Apa mau dikata lagi. Itu mungkin kesalahan para karyawan dalam menerapkan prosedur pengamanan dan keselamatan fasilitas. Tentunya pihak manajemen akan berpikir keras untuk menghindari agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.  Begitu pula pihak  manajemen akan pasrah ketika kondisi perekonomian global berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Alasannya karena tidak mungkin perusahaannya mampu mengatasi sendiri perekonomian global. Namun di sisi lain tentunya manajer tidak berpasrah diri melainkan mencari jalan bagaimana perusahaan menyesuaikan diri dengan kondisi perekonomian tersebut. Misalnya bergantung pada sudut persoalannya, manajer bisa melakukan efisiensi di berbagai segi. Mulai dari aspek sumberdaya manusia karyawan hingga proses produksi dan distribusi.

        Dari contoh-contoh tentang pasrah di atas maka pertanyaannya apa dan bagaimana yang harus dilakukan oleh karyawan dan manajemen. Yang jelas pasrah disini tidak diartikan statis. Pasrah pasti punya hikmah di dalamnya. Pasrah bukan berarti berdiam diri. Karena itu ketika mengelola pasrah maka yang pertama harus diperhatikan adalah kemampuan menarik nilai yang terkandung dari setiap kejadian. Hal ini sangat penting untuk melihat sejauh mana kita ikhlas atau ridha dan sabar menghadapinya. Kemudian yang berikutnya adalah sikap pasrah harus diikuti suatu analisis atau diagnosis mengapa suatu kejadian itu muncul. Apa akibat-akibatnya pada seseorang, kelompok dan perusahaan.? Hal apa yang bisa dikendalikan sendiri dan mana yang harus dibantu pihak lain. Dari situlah pasrah akan membuahkan jalan keluar agar di kemudian hari akibat dari setiap kejadian bisa ditekan sekecil mungkin.

         Dengan demikian manajemen pasrah bukanlah diartikan hanya bagaimana kita ikhlas dan sabar menghadapai setiap musibah yang ada. Apalagi bersifat sangat statis dimana setiap program dan kegiatan dilakukan tanpa perencanaan dan antisipasi kalau mengalami penyimpangan. Manajemen pasrah disini lebih ditekankan pada bagaimana setiap karyawan dan manajemen tidak pesimis dan berdiam diri saja apalagi putus asa ketika menghadapi suatu masalah. Mereka harus responsif dan peka terhadap setiap kejadian baik di internal maupun eksternal perusahaan. Ada usaha aktif bagaimana perusahaan bisa maju tanpa harus menyerah pada kepasrahan diri.