Insya Allah esok lusa lebaran tiba. Umat Islam sedunia menggolongkannya sebagai hari kemenangan. Setelah selama 29 hari penuh umat Islam yang berpuasa dinilai telah berhasil melawan hawa nafsu di bulan suci ramadhan. Hari-hari sebagai pelatihan akbar yang di dalamnya tak sedikit larangan untuk dilaksanakan di siang hari sekalipun itu termasuk halal di hari-hari biasa. Tarawih dan tadarusan dilakukan umat sebagai bagian dari ritual pengisian bulan suci itu.
Ketika lebaran tiba maka kaum muslimin berbondong-bondong ke mesjid atau tempat lain untuk melakukan sholat sunnah idul fitri. Kalimat-kalimat takbir dan tahmid bergema sedemikan sahdunya. Setelah sholat selesai mereka khususnya kalangan keluarga dan kerabat sanak saudara saling bersalaman disertai dengan ucapan maaf-memaafkan dan doa mendoakan. Mendoakan agar hari kemenangan yang dicapai dapat diujudkan dalam bentuk perubahan perilaku yang semakin baik dalam 11 bulan kedepan.
Silaturahmi yang dilakukan seseorang mengandung arti terjalinnya saling mengasihi satu sama lain. Dipercaya bahwa dengan silaturahmi, paling tidak ada dua hal yang ingin diraih. Pertama adalah konon dengan semakin tingginya intensitas bersilaturahmi maka usia kita semakin panjang. Namun bukan dalam konteks usia biologis. Karena faktor usia merupakan otoritas sang pencipta yakni Allah. Yang dimaksudkan disini adalah nama baik mereka yang rajin bersilaturahmi selalu dikenang sepanjang masa sekalipun yang bersangkutan telah meninggal dunia. Makna nilai sitarurahmi yang kedua adalah berkah bertambahnya rezeki. Dengan silaturahmi seseorang akan semakin terbuka kesempatannya untuk menjalin usaha-usaha yang berkait dengan promosi nama baik, karir dan pendapatan seseorang. Dalam hal ini maka silaturahmi dalam dunia kerja menjadi sangat penting.
Ketika beberapa orang melaksanakan pekerjaannya di organisasi apapun pasti tidak akan lepas untuk saling berhubungan satu sama lainnya. Baik dalam konteks vertikal dengan atasan maupun horisontal dengan sesasama rekan kerjanya. Baik dilakukan formal maupun informal. Secara formal, disitu ada proses manajemen kineja mulai dari yang sifatnya pemberian instruksi kerja, koordinasi, umpan balik, sampai evaluasi pelaksanaan dan hasil kerja dalam suasana silaturahmi. Dengan berbagi, tiap individu di unit kerja organisasi menjadi tahu betapapun beratnya masalah yang dihadapi, sesungguhnya yang bersangkutan tidaklah sendiri. Orang lain juga menghadapi masalah yang sama, bahkan mungkin lebih berat dengan bentuk yang berbeda. Jika sudah demikian, kita akan bisa lebih tegar menghadapi masalah, dan saling menguatkan. Insya Allah spirit hidup pun tumbuh kembali. Sementara selain formal, secara informal siltarurahmi diujudkan dengan kegiatan-kegiatan sosial internal organisasi. bentuknya berupa acara seni, olahraga, dan wisata bersama di suatu tempat. Maksudnya agar terjadi penyegaran lahir dan bathin, dan terjalinnya suasana keakrabatan penuh dengan jiwa kekeluargaan tanpa ikatan hirarki jabatan yang ketat.
Dengan demikian pendekatan manajemen kinerja formal dan informal berbasis silaturahmi ini, mendorong setiap individu untuk bekerja semakin produktif lagi. Tentunya dalam kerangka kepentingannya masing-masing dan kepentingan organisasi. Setiap individu sesuai dengan posisinya melakukan evaluasi kinerjanya. Hasil evaluasinya digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan potensi dirinya. Semuanya dilakukan dalam kerangka menjaga dan bahkan meningkatkan kinerja baik individu maupun kinerja organisasi. Semakin tinggi intensitas dan mutu koordinasi kerja atau silaturahmi kerja maka semakin tinggi pula kinerja yang dicapainya. Sejauh mungkin, dengan silaturahmi, konflik kerja dapat dihindari. Daya saing usaha organisasi pada gilirannya juga akan semakin meningkat. Tentunya semua itu akan sangat bergantung pada niat dan kebijakan dari manajemen puncak.
September 7, 2010 at 10:28 pm
Mohon Maaf Lahir dan Bathin yak Pak..
September 7, 2010 at 10:36 pm
sama-sama bung anKa…maaf memaafkan…doa mendoakan…amiiin
September 8, 2010 at 7:04 am
karena itulah saya datang ke sini pak prof, agar silaturahim terus terjaga 😉
September 8, 2010 at 8:42 am
alhamdulillah…amiiin…mas wong
September 8, 2010 at 6:04 pm
Senang membaca artikelnya Pak, silahturahmi akan membuat bisnis semakin berkembang dan erat.
September 8, 2010 at 8:37 pm
ya strategis…namun bukan dalam arti menciptakan kebergantungan bisnis…
September 9, 2010 at 10:34 am
belum lama terasa
untaian-untaian dari batok kepala ini
tertulis dibelantara dunia maya, melalui sarana yang bernama, blog
tak butuh waktu lama, ‘tuk memikat para penikmat
bahagianya hati ini, tiada terkira…
.
.
aku pun sama
kususuri untaian dari blogmu, sahabat!
banyak terasa, hikmah yang dapat kupetik
jika pun tiada, kadang tawa menjadi kesan atas untaian-untaianmu
.
.
tak akan pernah ada kata sesal yang akan terucap
aku senang sekali berjumpa dengamu…meski hanya, lewat kata-kata….
tak pernah cukup keberanian untuk berkata jujur siapa aku sebenarnya…
cukuplah kau tahu….
bahwa dibalik pemegang de Go Blog
ada seseorang yang memujamu…
.
tentunya, karena
I am only a human
Pasti pernah menorehkan komentar yang tiada berkenan,
maka, dengan momentum menjelang hari raya iedul fitri 1431 H kali ini
aku haturkan permohonan maaf,
sudikiranya dirimu mengulurkan maaf lahir dan batin
😀
September 9, 2010 at 12:02 pm
Prof, kita seringkali cepat berbangga diri apalagi jikalau di tempat bekerja kita sudah mendapatkan kedudukan yang baik, kita sering membanggakan diri jikalau kita sudah bisa me-manage diri kita dengan baik. Padahal apa yang kita banggakan sebagai “sudah bisa me-manage diri kita sendiri” adalah masih bahagian kecil saja dari diri kita. Selebihnya belum tentu kita bisa me-managenya, apalagi jikalau emosi dan nafsu sudah terlibat. Tidak jarang kita mengatakan kata-kata yang kurang berkenan ataupun kurang memperhatikan hubungan individu apalagi jikalau individu tersebut terlihat “kurang penting” bagi kita.
Sayapun tak lepas dari kesalahan-kesalahan tersebut prof, baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja. Untuk itu, jikalau ada kesalahan kata saya selama ini yang mungkin kurang berkenan, saya mohon maaf lahir batin. Semoga di hari yang fitri, prof dan sekeluarga selalu berada di bawah lindunganNya dan selalu dalam petunjukNya. Amin.
September 9, 2010 at 3:43 pm
Selamat Idul fitri mohon maaf lahir batin
September 9, 2010 at 6:01 pm
saya senang berkunjung ke de go blog…padat dengan syiar kebajikan…terimakasih…selamat Idul Fitri 1431 H…maaf memaafkan…doa mendoakan amiin…
September 13, 2010 at 9:58 am
terima kasih, pak sjafri.
di sini pun, saya pun di sini dapat mengaji…banyak sekali yang dapat saya petik. salam kenal….
September 9, 2010 at 6:04 pm
ya mas yariNK…individu manusia tak sedikit punya kelemahan…termasuk saya…dalam kesempatan ini insya Allah kita kembali ke fitrah masing-masing… selamat Idul Fitri 1431 H…maaf memaafkan…doa mendoakan…amiin
September 9, 2010 at 6:05 pm
terimakasih bung nurhasim…selamat Idul Fitri 1431 H…maaf memaafkan…doa mendoakan…amiin
September 9, 2010 at 9:00 pm
Buat Pak Sjafri dan semua teman-teman yang merayakannya, saya ucapkan selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir batin.
September 10, 2010 at 12:28 am
terimakasih mas tikno..selamat Idul Fitri 1431 H…maaf memaafkan…doa mendoakan…amiin