Apakah pentingnya suatu perubahan di kalangan pimpinan dan invidu suatu perusahaan sudah menjadi kebutuhan? Belum tentu. Secara individual atau kelompok ada saja yang berperilaku menolak perubahan. Di sisi lain ada golongan yang moderat dan ada yang menganggap perubahan adalah suatu keharusan. Bagi yang menolak sering disebut kelompok status quo. Sangat senang dengan kemapanan. Perubahan hanya membuat susah posisi mereka saja. Sementara yang tergolong moderat dicirikan oleh pandangan bahwa suatu perubahan merupakan proses yang situasional sifatnya. Perubahan baru dilakukan kalau ada turbulensi nyata yang mengganggu perusahaan. Sedangkan golongan ketiga menilai bahwa perubahan perlu dilakukan tanpa mempertimbangkan ada tidaknya suatu turbulensi yang nyata. Yang jauh kebih penting bagaimana perusahaan mampu mengantisipasi kalau terjadi perubahan-perubahan eksternal dan internal termasuk manakala terdapat kelompok yang resisten terhadap perubahan. Salah satunya adalah dengan pendekatan motivasi.

        Seperti diungkapkan Timothy R.Clark (EPIC Change; 2008), ada dua sisi pokok dari suatu perubahan. Yang pertama adalah sisi teknis meliputi manajemen proyek, sumberdaya fisik, kapital, pengetahuan, proses, strategi, struktur, sistem, teknologi, dan waktu. Sementara yang kedua berupa sisi manusia mencakup kepemimpinan manajemen perubahan, ambigu, perhatian, sikap, komitmen, komunikasi, konfiden, kultur, upaya, enerji, janji,semangat, ketakutan, moral, resisten, dan ketidakpastian. Perusahaan yang akan mengadakan perubahan perlu mengelola dua sisi yang kompleks itu menjadi upaya optimum. Cara dan tingkatan perubahannya bervariasi. Bisa jadi ada yang besar dan kompleks namun ada juga yang kecil dan sederhana. Prosesnya diawali dengan melibatkan manusia, waktu, sumberdaya, dan sebuah perencanaan. Kemudian pemimpin perusahaan mengarahkan pengelolaan aset-aset tersebut ke pencapaian keberhasilan maksimum. Pertanyaannya bagaimana memotivasi para individu perusahaan agar mereka mendukung terjadinya perubahan? Dengan kata lain apa bentuk enerji yang perlu digunakan untuk mendorong para individu memahami dan mendukung perlunya suatu perubahan?.

        Motivasi individu untuk memandang perubahan sebagai kebutuhan sangat ditentukan beragam faktor. Dari sisi intrinsik individu antara lain adalah faktor status pekerjaan, pendidikan, pengalaman kerja, dan sikap. Sementara sisi ekstrinsik meliputi perhatian manajemen, mutu kebijakan perusahaan antara lain dalam bentuk pemberian enerji kebebasan mengemukakan pendapat kepada karyawan dan manajemen. Enerji disini dimaksudkan sebagai kapasitas untuk dapat melakukan pekerjaan yang menyebabkan terjadinya perubahan. Suatu enerji agar setiap individu bersedia dan mampu melaksanakan sesuatu.

        Motivasi dan inspirasi dapat memperkuat upaya karyawan atau manajemen, tanpa harus memaksanya. Melainkan dengan memberikan kepuasan dalam bentuk kebutuhan dasar untuk pencapaian prestasi, rasa memiliki, dan kemampuan untuk hidup optimum. Salah satu bentuknya adalah memberikan kebebasan pada karyawan dan manajemen untuk bertukar pikiran dengan pihak manajemen puncak perusahaan. Kebebasan ini merupakan bentuk motivasi agar mereka berpartisipasi aktif tanpa harus ada tekanan-tekanan dari pimpinan. Dengan kata lain sebenarnya terjadi pertukaran enerji antara kedua pihak. Titik temu inilah akan menjadi enerji sangat luar biasa dalam membangun kebersamaan melaksanakan prose perubahan. Dengan pengembangan enerji maka seluruh individu disatukan dalam sebuah orkestra manajemen perubahan yang harmoni.