Dari pengalaman empiris perusahaan mendorong para manajer fokus pada upaya mencapai target kinerja yang sudah dipatok oleh perusahaan. Sementara gaya kepemimpinan diserahkan masing-masing pada manajer. Tentu saja antarunit tanpa terkontrol akan terdapat beragam kepemimpinan. Nah disinilah masalahnya kalau ada beberapa kelompok karyawan berada pada posisi suka dan atau tidak suka pada manajer dengan gaya kepemimpinan tertentu. Idealnya manajer bersikap responsif dengan situasi seperti itu. Jangan sampai membiarkan para kelompok karyawan tidak menyukai gaya kepemimpinan yang diterapkan manajer. Secara akumulasi kalau diabaikan akan menggangu suasana kerja. Manajer seharusnya terdorong untuk mendapatkan dan menyadari kekuatan kepemimpinan yang bisa diterima karyawan.

           Manfaat manajer menyadari akan potensi kepemimpinannya, paling tidak dapat berupa :

  1. Katakanlah seorang manajer itu adalah bersifat visioner. Untuk itu idealnya manajer akan mampu merancang suatu rencana strategis dan rencana operasional unit kerjanya sejalan dengan rencana strategis perusahaan. Termasuk didalamnya bagaimana mengkoordinasi para karyawannya. Sehubungan dengan itu manajer akan menelaah gaya kepemimpinan apa yang bisa diterapkan setelah memahami dan menyadari kekuatan kepemimpinan yang dimilikinya. Selain itu karena potensi tiap karyawan berbeda, ia akan menerapkan gaya kepemimpinan berbeda ketika mengkoordinasi karyawan yang pengalamannya masih baru dan yang sudah senior.
  2. Disamping memahami kekuatan dirinya, seorang manajer pun harus menyadari kekuatan yang dimiliki para karyawannya. Bisa jadi kekuatan setiap inidividu karyawan beragam. Bisa jadi pula manajer akan merasa bingung untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang patut di unit kerjanya. Namun kalau sudah tahu tentang potensi kepemimpinannya termasuk memahami kekuatan dan kelemahan karyawannya, manajer akan memiliki manfaat besar. Studi yang dilakukan University of Florida (Strengths based Leadership, 2008) menunjukkan bahwa kepemimpinan organisasi yang tidak fokus pada kekuatan potensinya maka kinerjanya akan jauh lebih rendah ketimbang yang fokus.
  3. Ketika pasar global sudah bergulir ketika itu pula perusahaan tidak bisa menghindari diri dari suasana kompetisi. Disitulah fungsi kepemimpinan bisnis menjadi sangat strategis. Kekuatan kepemimpinan bukanlah bersifat statis. Seharusnya sifat itu dinamis sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan internal dan eksternal. Bagi yang sudah menyadari kekuatan kepemimpinannya, sangat patut kalau setiap manajer tersebut akan lebih siap dan mampu memasuki atau berkompetisi di pasar global.

            Tampak jelas bahwa selain berposisi manajer seharusnya juga ia sebagai seorang pemimpin. Tidak hanya sebatas mampu mengelola sumberdaya produksi untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Tetapi untuk meraihnya ia harus mampu mengkoordinasi para karyawannya. Pertanyaannya, apakah ia otomatis mengetahui dan memahami akan kekuatan kepemimpinannya? Atau hanya cukup dengan mengandalkan otoritasnya saja sebagai pemimpin? Yang sudah pasti setiap manajer cenderung memimpin dengan cara berbeda-beda. Alasannya karena setiap manajer memiliki talenta dan keterbatasan masing-masing; begitu juga potensi pada karyawannya. Karena itu ia seharusnya memiliki kesadaran bahwa dalam dirinya terdapat kekuatan. Termasuk sadar akan kelemahannya. Tanpa itu seorang manajer tidak akan mampu memimpin dengan efektif.