Dari pengalaman empiris perusahaan mendorong para manajer fokus pada upaya mencapai target kinerja yang sudah dipatok oleh perusahaan. Sementara gaya kepemimpinan diserahkan masing-masing pada manajer. Tentu saja antarunit tanpa terkontrol akan terdapat beragam kepemimpinan. Nah disinilah masalahnya kalau ada beberapa kelompok karyawan berada pada posisi suka dan atau tidak suka pada manajer dengan gaya kepemimpinan tertentu. Idealnya manajer bersikap responsif dengan situasi seperti itu. Jangan sampai membiarkan para kelompok karyawan tidak menyukai gaya kepemimpinan yang diterapkan manajer. Secara akumulasi kalau diabaikan akan menggangu suasana kerja. Manajer seharusnya terdorong untuk mendapatkan dan menyadari kekuatan kepemimpinan yang bisa diterima karyawan.
Manfaat manajer menyadari akan potensi kepemimpinannya, paling tidak dapat berupa :
-
Katakanlah seorang manajer itu adalah bersifat visioner. Untuk itu idealnya manajer akan mampu merancang suatu rencana strategis dan rencana operasional unit kerjanya sejalan dengan rencana strategis perusahaan. Termasuk didalamnya bagaimana mengkoordinasi para karyawannya. Sehubungan dengan itu manajer akan menelaah gaya kepemimpinan apa yang bisa diterapkan setelah memahami dan menyadari kekuatan kepemimpinan yang dimilikinya. Selain itu karena potensi tiap karyawan berbeda, ia akan menerapkan gaya kepemimpinan berbeda ketika mengkoordinasi karyawan yang pengalamannya masih baru dan yang sudah senior.
-
Disamping memahami kekuatan dirinya, seorang manajer pun harus menyadari kekuatan yang dimiliki para karyawannya. Bisa jadi kekuatan setiap inidividu karyawan beragam. Bisa jadi pula manajer akan merasa bingung untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang patut di unit kerjanya. Namun kalau sudah tahu tentang potensi kepemimpinannya termasuk memahami kekuatan dan kelemahan karyawannya, manajer akan memiliki manfaat besar. Studi yang dilakukan University of Florida (Strengths based Leadership, 2008) menunjukkan bahwa kepemimpinan organisasi yang tidak fokus pada kekuatan potensinya maka kinerjanya akan jauh lebih rendah ketimbang yang fokus.
-
Ketika pasar global sudah bergulir ketika itu pula perusahaan tidak bisa menghindari diri dari suasana kompetisi. Disitulah fungsi kepemimpinan bisnis menjadi sangat strategis. Kekuatan kepemimpinan bukanlah bersifat statis. Seharusnya sifat itu dinamis sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan internal dan eksternal. Bagi yang sudah menyadari kekuatan kepemimpinannya, sangat patut kalau setiap manajer tersebut akan lebih siap dan mampu memasuki atau berkompetisi di pasar global.
Tampak jelas bahwa selain berposisi manajer seharusnya juga ia sebagai seorang pemimpin. Tidak hanya sebatas mampu mengelola sumberdaya produksi untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Tetapi untuk meraihnya ia harus mampu mengkoordinasi para karyawannya. Pertanyaannya, apakah ia otomatis mengetahui dan memahami akan kekuatan kepemimpinannya? Atau hanya cukup dengan mengandalkan otoritasnya saja sebagai pemimpin? Yang sudah pasti setiap manajer cenderung memimpin dengan cara berbeda-beda. Alasannya karena setiap manajer memiliki talenta dan keterbatasan masing-masing; begitu juga potensi pada karyawannya. Karena itu ia seharusnya memiliki kesadaran bahwa dalam dirinya terdapat kekuatan. Termasuk sadar akan kelemahannya. Tanpa itu seorang manajer tidak akan mampu memimpin dengan efektif.
Mei 9, 2009 at 7:44 am
Artikel yang menginspirasi Prof, membantu menyadari potensi dan kekuatan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memang dapat berbeda-beda, namun dunia bisnis yang serba cepat saat ini memerlukan seorang manajer yang sadar sepenuhnya untuk bisa menjadi administratur yang baik serta memahami kebutuhan dasar dan perilaku orang di tempat kerja. Tindakan untuk membangun komitmen, memupuk bakat, menjaga motivasi dan produktivitas – memerlukan komunikasi terbuka dan kepercayaan antara manajer dan karyawan. Senang dapat berdiskusi dengan Bapak.
Sincerely,
Ratih Maria Dhewi
Mei 9, 2009 at 9:47 am
betul mbak ratih…itulah ciri-ciri seorang manajer yg sekaligus sbg pemimpin yg baik…bagaimana membangun motivasi karyawannya….trims pengayaannya….
Mei 10, 2009 at 4:53 pm
Manajer ada untuk mengelola, memegang supervisor mungkin salah satu langkah bagi manajer baru..siapapun manajernya, hasil adalah kinerja tim…So, tidak ada superman di seluruh tempat, bahkan diri sendiri..try not to be superman
Mei 14, 2009 at 11:14 am
ya bung romail…tidak mungkin seorang manajer mampu bekerja sendirian….kinerja tim adalah karya kolektif…..
Mei 11, 2009 at 3:47 am
[…] Tulisan asli dari artkel ini dan artikel menarik lainnya tentang leadership dan MSDM dapat juga diakses melalui: MANAJER: DAPATKAN KEKUATAN KEPEMIMPINAN ANDA […]
Mei 14, 2009 at 11:12 am
ok bung aris
Mei 14, 2009 at 4:59 am
Memang benar Pak. Pemimpin yang baik harus selalu mengevaluasi dirinya, sehingga dia dapat mengetahui kapasitasnya dalam memimpin para bawahan. Tulisan Bapak ini sejalan dengan artikel yang ditulis oleh Montgomery (2004), dimana dia menjelaskan suatu model kepemimpinan yang komprehensif untuk para praktisi dan para pengajar. Kekuatan model tersebut terletak pada artikulasi rinci dari daripada elemen-elemen kepemimpinan (50 elemen termasuk penetapan sasaran dan evaluasi sang pemimpin). Terima kasih Pak.
Mei 14, 2009 at 11:17 am
ya fresh…..namun tidaklah mudah melakukan evaluasi diri…terutama ttg kekurangannya…sementara mengetahui ttg potensi karyawan juga penting…artinya potensi diri manajer dan potensi karyawan seharusnya merupakan produk dari bentuk proses bersifat sinergitas…..
Juni 15, 2009 at 6:00 am
“Tampak jelas bahwa selain berposisi manajer seharusnya juga ia sebagai seorang pemimpin”, demikian sepenggal kalimat yg saya kutip.
Fokus saya pada kata “pemimpin”, dimana pada pemimpin seringkali yang dituntut dari bawahan adalah: KETELADANAN, baik dalam sikap dan perilaku. So..it is not easy
Juni 15, 2009 at 12:52 pm
betul bung oey…..keteladanan seorang pemimpin cenderung bakal ditiru bawahan…..walau tidak ringan untuk diterapkan….
Juni 29, 2009 at 7:40 am
masalah kualitas kepemimpinan seseorang memang di bentuk dari faktor yang kompleks ya pak, bisa juga dari karakter bawaan/bakat. kadang training keemimpinan tak berhasil mencetak seorang manajer berkualitas yang bisa benar-benar memimpin untuk maju.
artikel yang inspiratif pak.
thanks 😀
Juli 2, 2009 at 11:50 am
bung rusli….betul pemimpin bisa dilahirkan dan bisa dibentuk….traits atau bawaan bisa sebagai latar belakang kekuatan kepemimpinan seseorang…..pelatihan diposisikan sebagai jalur pengembangan sumberdaya manusia…keberhasilannya sangat bergantung pada tema,isi, metode, dan mutu isntrukturnya….