Fenomena global di berbagai dimensi kehidupan tidak dapat dihindari. Pasti ada efeknya terhadap organisasi perusahaan. Manajemen perubahan menjadi sangat penting diterapkan. Namun demikian dalam kenyataannya proses perubahan yang terjadi tidak selalu mendapat respon positif. Ada saja mereka yang menyukai dan yang tidak menyukai perubahan. Beberapa alasan mengapa mereka bersikap kontra perubahan dapat berupa rasa takut terhadap: berkurang/hilangnya kekuasaan, kehilangan ketrampilan, kegagalan kerja, ketidakmampuan menghadapi masalah baru, dan kehilangan pekerjaan.
Manajer perlu memahami mengapa organisasi harus siap terhadap perubahan: apakah yang bersifat inovatif maupun strategis. Perubahan inovatif adalah perbaikan secara kontinyu di dalam kerangka sumberdaya yang ada. Sementara perubahan strategis adalah perubahan melakukan sesuatu yang baru. Tiap perubahan tersebut tentunya akan menggunakan pendekatan berbeda. Manajer selayaknya proaktif menjelaskan kepada karyawan tentang strategi perubahan yang akan dijalankan organisasi.
Kebanyakan para manajer dapat merencanakan dan mempraktekan perubahan fisik dengan berhasil. Namun dalam perubahan perilaku, para manajer banyak mengalami kesulitan. Untuk itu manajer perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Untuk melaksanakan perubahan dengan sukses maka manajer harus mampu menciptakan kondisi yang baik untuk memotivasi dan melibatkan karyawan. Hal ini merupakan cerminan seberapa jauh mutu kepemimpinan manajer terbukti nyata. Di samping itu manajer dapat memaksimumkan kesempatan untuk berhasil dalam proses perubahan melalui evaluasi dengan cermat terhadap perencanaan yang manajer buat.
Apa saja jenis perubahan yang dihadapi organisasi? Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan metodenya maka jenis perubahan yang bakal manajemen hadapi meliputi perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro:
-
Perubahan rutin: hampir selalu dihadapi manajer setiap hari, misalnya produktivitas kerja, ketidakhadiran karyawan, perputaran karyawan, keluhan-keluhan karyawan. Sifat perubahan hampir terjadi dari waktu ke waktu yang menuntut tindakan cepat.
-
Perubahan darurat: perubahan yang boleh jadi sangat mendadak dan tidak terduga sebelumnya. Misalnya, pemutusan hubungan kerja mendesak, perubahan pesanan jumlah dan mutu produk tertentu, terjadi kebakaran pabrik, dan pengambilalihan perusahaan oleh pihak berwajib.
-
Perubahan dalam hal mutu: perubahan yang terjadi tentang mutu produk yang diminta pasar. Dalam situasi itu perlu ada perubahan penggunaan teknologi (keras dan lunak), strategi mutu kerja, bahan baku, dan budaya mutu termasuk perlu dilakukannya survei pasar yang kontinyu.
-
Perubahan radikal: perubahan sistem manajemen atau struktur perusahaan karena adanya perundang-undangan baru tentang syarat-syarat berdirinya perusahaan. Misal terjadinya divestasi, merger, dan penutupan salah satu anak perusahaan. Bagaimana pula misalnya proses pengembangan mutu SDM yang terbaik untuk menjawab perubahan itu.
-
Perubahan kondisi makro: perubahan kondisi perekonomian seperti inflasi, pengangguran, dan nilai tukar rupiah, politik dan keamanan, kodisi lingkungan dsb. Perubahan eksternal tersebut tidak mungkin mampu dikendalikan perusahaan namun yang terpenting perlu dicermati dan diantisipasi kaitannya dengan mutu SDM, kinerja karyawan dan kinerja organisasi.
Dalam konteks percepatan pembangunan nasional bahkan global maka disitu akan banyak perubahan yang terjadi. Karena itu perusahaan khsusnya manajer harus mengadopsi suatu strategi untuk mengintegrasikan perubahan yang kontinyu ke dalam prosedur pelaksanaan. Ada dua prosedur perubahan:
-
Prosedur perubahan inovatif yang memungkinkan organisasi memperbaiki efektifitas dengan mutu SDM yang terus dikembangkan.
-
Prosedur perubahan strategik yang memungkinkan organisasi merubah apa yang perusahaan lakukan dan cara melakukannya.
Untuk itu ada beberapa daftar apa saja bentuk kesiapan organisasi terhadap perubahan yang perlu manajer ketahui yaitu:
-
Karyawan bermutu dengan dedikasi pada kepuasan pelanggan
-
Terus menerus mencari cara-cara yang baru dan lebih baik dalam mengerjakan sesuatu,
-
Komit dengan pengurangan biaya,
-
Mendorong karyawan dalam program pengembangan mutu,
-
Mendeterminan unsur-unsur tangguh dalam bersaing,
-
Komit pada nilai pemegang saham.
Diadaptasi dari: Tb.Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis. 2007 . Manajemen Mutu SDM. PTGhalia Indonesia.
Maret 2, 2009 at 1:17 am
Celakanya, penerapan manajemen perubahan itu umumnya sulit dilaksanakan akibat si pemilik perusahaan enggan melakukan perusabahan. “Untuk apa dirubah kalau selama ini sudah baik dan menguntungkan?, apa jaminannya kalau dengan perubahan akan menjadi lebih baik dan lebih menguntungkan?” katanya.
Fakta menunjukkan bahwa para pemilik perusahaan cenderung lebih senang melakukan Perubahan Manajemen daripada menerapkan Manajemen Perubahan pada situasi dimana keuntungan perusahaan sudah tidak memuaskan lagi.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kita menerapkan Manajemen Perubahan pada situasi dan kondisi turbulen, unpredictable, dan terjadi dalam waktu yang sangat cepat tetapi tidak dapat diduga kapan redanya. Hal inilah yang sering diungkapkan oleh para pemilik perusahaan yang katanya telah memiliki “jam terbang” sangat banyak…..
Maret 2, 2009 at 3:04 am
Manajemen perubahan tidak hanya diterapkan bagi perusahaan. Tetapi juga bagi individu-individu. Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap individu akan selalu dihadapkan dengan tantangan yang memerlukan pemikiran kreatif untuk menyikapinya. Pemikiran kreatif adalah pemikiran-pemikiran yang inovatif, yang berkembang sesuai dengan perkembangan iptek dan perubahan akibat globalisasi. Agar mampu mengikuti perkembangan dan perubahan tersebut, maka kita sebagai manusia perlu pula memenej diri dengan baik sehingga dapat menuju pada perubahan pribadi sebagaimana yang kita harapkan yaitu tercapainya kepribadian yang berkualitas.
Maret 2, 2009 at 4:57 am
Hasil penelitian salah satu teman sy di DEPLU menunjukkan bahwa antara sistem dan SDM yang paling berpengaruh dalam proses perubahan adalah SDMnya sendiri Pak. Jadi ternyata permasalahan katanya Pak, system informasi di DEPLU sudah sangat canggih tetapi SDMnya tetap susah berubah. mungkin karena mereka PNS ya Pak? (pegawai negeri sakti), saking saktinya sampai susah dipecat, beda sama pegawai swasta.
Maret 2, 2009 at 10:23 am
OOT
Banyak yang harus saya pelajari dari blog bapak ini, terlebih tentang MENGAPA PERLU MANAJEMEN PERUBAHAN. Thanks pak untuk postingannya. Dicatat…ini berguna untuk saya.
Salam
Maret 2, 2009 at 7:32 pm
Just passing by.Btw, you website have great content!
______________________________
Don’t pay for your electricity any longer…
Instead, the power company will pay YOU!
Maret 3, 2009 at 4:01 am
betul mas bodong….berarti sang pemilik senang pada comfort zone…..senang pada kemapanan jangka pendek…kepekaannya relatif sangat kurang….ketika unsur turbulensi menjadi-jadi dan tidak bisa diprediksi dan penuh ketidakpastian….kalau menurut bill gates diperlukan kemampuan fleksibel dan adaptif dengan bebagai realitas baru…..kalau tidak maka sama saja seperti dinosaurus yang kuat namun akan punah……dan menurut charles handy,harus punya persepsi positif tentang perubahan……
Maret 6, 2018 at 2:02 pm
terus apa dampak negatif suatu perusahaan jika tidak melakukan perubahan….???
Maret 3, 2009 at 4:03 am
ya mas adi….disitulah pentingnya sosialisasi dan internalisasi kesadaran betapa pentingnya perubahan potensi diri….akumulasi dari perubahan potensi semua individu….akan merubah potensi dan kinerja organisasi itu sendiri…..budaya pentingnya perubahan menjadi sangat strategis…..
Maret 3, 2009 at 4:06 am
betul bung andi…..sdm itu punya keunikan ketimbang mesin sistem informasinya….sdm sebagai unsur utama subsistem sistem informasi tsb…..dia memiliki kepribadian aktif…..so tidak mungkin sistem informasi akan bekerja canggih kalau mutu subsistem sdm-nya rapuh…..
Maret 3, 2009 at 4:07 am
trims mas pakde…semoga bermanfaat…..
Maret 3, 2009 at 4:08 am
thank you for visiting…..
Maret 3, 2009 at 4:09 am
mike…..thank you for visiting….
Maret 3, 2009 at 6:19 am
Ass.wr.wb Pak Sjafri..
Jadi dalam perubahan organisasi, lebih baik merubah budaya/culture organisasinya dulu ya pak.. supaya membawa manfaat strategis dan berdaya guna bagi kemajuan organisasi?
Wass.wr.wb
Maret 3, 2009 at 10:20 pm
waalaikum salam ww….mbak emmy…..bisa bersamaan karena merubah budaya butuh waktu….sebenarnya setiap perusahaan punya budaya namun bisa tertulis dan bisa implisit…..jadi yang penting bagaimana menterjemahkan perilaku individu menjadi kesepakatan kolektif tentang perubahan…..
Maret 26, 2009 at 5:44 pm
Bagaimana agar perubahan dapat memberikan harapan yang baru?
Maret 27, 2009 at 9:27 pm
ya angga….mulailah dari kesiapan sikap tentang perubahan….artinya hidup kita terkena hukum perubahan….pertanyaannya siapkah kita menghadapi perubahan karena adanya perubahan eksternal…..kalau tidak siap bahkan mengabaikan perubahan…maka kita akan tergerus oleh perubahan itu sendiri….lalu siapkan perencanaan perubahan….lalu pilihlah mana pendekatan perubahan terbaik yang akan dijalankan….kontrol dan evaluasilah perubahan yang dilakukan….dst….
Mei 21, 2009 at 2:39 am
Pak Syafri, saya senang dan terbantu dengan membaca artikel bapak. Mohon ijin memakai sebagian dari tulisan bapak. terima kasih. Salam kenal. Fuad.
Mei 23, 2009 at 1:56 am
silakan mas fuad…dengan senang hati…..salam kenal juga
Desember 12, 2010 at 10:05 am
Asslm….
Saya mw bertanya pak,,,Perubahan dalam organisasi itu terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi individu, kelompok, dan organisasi.Bisa kah bpk membantu saya menjelaskan apa yang dimksd dgn perubahan untuk masing- masing dimensi tersebut????Soalnya saya tidak mengerti.
Makasih Sebelumnya…pak
Salam silaturahim ~_~
Desember 15, 2010 at 10:10 pm
maaf andi…saya belum memahami apa yang anda maksud…coba anda artikan tentang perubahan dahulu…lalu baru minta dikomentari oleh saya…ok?…salam
April 2, 2011 at 2:30 am
rasanya sy menemukan bahan untuk bisa dapat sy lakukan di lingkup pekerjaan saya, makasih tulisan yang mudah dicerna n sangat bermanfaat.
April 4, 2011 at 11:35 pm
terimakasih kembali astuti…alam
Oktober 30, 2011 at 11:24 am
pak mengapa manejemen itu penting dan perlu di terapkan pak?
November 13, 2011 at 7:35 am
mitha…agar semua sumberdaya bisa dikelola secara optimum untuk mencapai tujuan organisasi dan individu…
November 14, 2012 at 3:13 am
Tulisan bapak sangat mengilhami saya, wal. saya pns tapi instansi kami sangat komitmen dg perubahan yg diperlukan untuk menunjang reformasi birokrasi memang pertamanya terjadi penolakan tetapi dg peraturan dan pendekatan yg komunikatif akhirnya semua bisa menyadari pentingnya perubahan tersebut yang berdampak positif baik bagi organisasi maupun secara individu……. salam hangat
November 28, 2012 at 8:09 am
bagus eniet…salam juga