Kartu lebaran beberapa tahun lalu, sebelum kehadiran telepon seluler (ponsel), menjadi primadona untuk menyampaikan selamat idul fitri. Setelah ponsel hadir di tengah-tengah masyarakat maka pola pengiriman ucapan selamat itu berubah drastis. Kartu secara bertahap sudah digantikan dengan pesan singkat (sms) lewat ponsel. Praktis dan murah. Sementara kalau pakai kartu bukan saja harganya lebih mahal namun juga proses pengirimannya makan waktu relatif lebih lama. Dengan demikian dari tahun ke tahun warga yang menggunakan kartu lebaran semakin menurun.

        Sekalipun sudah ada ponsel, rupanya untuk beberapa kolega profesi atau kenalan masih ada yang setia mengirimkan kartu lebaran kepada saya. Sementara saya agak malas menggunakan kartu. Karena itu model balasannya menggunakan cara pengiriman sms dengan ponsel. Dan anehnya campur lucu sang teman pun kembali membalasnya lewat ponsel. Jadinya saya mendapat dua kali ucapan selamat lebaran. Yang satu dengan kartu dan lainnya menggunakan ponsel.

        Pengembangan teknologi telekomunikasi memang sudah begitu revolusionernya. Jangkauannya sudah merambah ke setiap dimensi kehidupan lapisan sosial ekonomi. Penarik beca dan tukang sayur serta pengemis pun tak mau kalah. Mereka sudah banyak yang memiliki ponsel. Sementara itu selain ponsel sekarang banyak sekali yang menggunakan jalur internet termasuk facebook. Walaupun lingkup sasarannya terbatas pada pertemanan sekitar facebook namun cara itu sangatlah efisien. Gratis dan pragmatis,walau isi pesan status bisa dibaca orang lain. Lagi-lagi dengan adanya jalur untuk penyampaian selamat lebaran yang semakin bervariasi maka posisi kartu lebaran semakin terdesak saja. Bisa dibayangkan berapa penurunan pendapatan yang diterima PT Pos Indonesia dan industri kartu lebaran. Itulah konsekuensi dari transformasi sosial akibat pengaruh teknologi baru.