Kinerja seseorang dalam mengerjakan tugasnya sangat ditentukan oleh lingkungan fisiknya. Salah satunya adalah fasilitas kerja yang digunakan. Tidak jarang sebagian karyawan merasa mudah lelah dan memiliki resiko kecelakaan. Pada gilirannya kinerja karyawan akan rendah. Untuk itu jenis pekerjaan dibuat sedemikian rupa utamanya untuk memungkinkan perusahaan mencapai tujuan perusahaan sekaligus tujuan karyawan. Bagaimana kaitannya dengan rekayasa industri? Rekayasa industri merupakan upaya agar setiap pelaksanaan pekerjaan itu menyenangkan karyawan dan tentunya efektif dan efisien. Bentuknya bisa berupa rekayasa di bidang manajemen produksi, manajemen teknologi, manajemen distribusi,  manajemen informasi, dan manajemen sumberdaya manusia. Perusahaan akan merugi  jika keterkaitan rekayasa industri untuk perbaikan efisiensi dan penyederhanaan metode kerja menyebabkan perkembangan unsur manusia terabaikan.

 

Semakin tingginya tuntutan pelanggan dan konsumen terhadap mutu dan pelayanan produk pasar yang prima maka rekayasa industri menjadi hal pokok. Namun perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam rekayasa ini jangan sampai menimbulkan efek psikologis kerja karyawan; misalnya terjadi efek kejiwaan yang negatif seperti kelelahan fisik dan mental. Sebagai contoh, seharusnya pengulangan tugas-tugas sederhana mengandung prinsip-prinsip  rekayasa industri yang wajar. Tetapi di sisi lain  pengulangan tugas tersebut tidak memberi manfaat psikologis bagi karyawan. Jadi, rancangan pekerjaan harus  mampu memenuhi kebutuhan manusia dalam bentuk kepuasan kerja. Disinilah pentingnya pendekatan hubungan rekayasa industri dengan rekayasa manusia.

 

Rekayasa manusia menitik beratkan pada bagaimana  mengakomodasi kemampuan manusia dan kelemahan para karyawan melaksanakan pekerjaannya. Faktor-faktor lingkungan kerja, mesin, perlengkapan, dan proses pekerjaan seharusnya diselaraskan dengan karakteristik manusia. Atau bagaimana perlu dicari teknik untuk menemukan alat atau mesin yang tepat yang bisa digunakan karyawan. Dengan demikian karyawan dapat bekerja dengan aman atau tidak merasa bising fisik dan bising psikologis. Seperti halnya pada rekayasa faktor-faktor industri, misalnya  ergonomik, dan psikologis teknik, maka rekayasa manusia berupaya untuk meminimumkan efek dari kekurangpedulian, pengabaian, dan  kekeliruan karyawan terhadap pekerjaan. Efek yang tidak baik ini jika tidak diperhatikan dapat menyebabkan kerusakan produk dan peralatan dan atau bahkan melukai dan mengancam jiwa karyawan.

 

Rekayasa manusia dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan bahwa perlengkapan dan proses yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan merupakan suatu sistem. Sistem ini terdiri dari atas beberapa sub-sistem yang berinterelasi satu sama lainnya. Dengan kata lain ada proses kerjasama antarkaryawan secara interaktif dan sinergik dalam mencapai tujuan perusahaan. Para karyawan  yang melaksanakan, melayani, atau memantau proses produksi dan distribusi berada dalam sistem yang kompak. Oleh karena itu, kita menyebutnya sebagai suatu sistem “manusia- mesin”

 

Rancangan mesin harus  memfasilitasi  perasaan manusia penggunanya, seperti kemampuan dalam hal penglihatan, pendengaran, dan jangkauan tangan. Selain itu harus pula mempertimbangkan kemampuan operator dalam mengoperasikan mesin-mesin tersebut dengan nyaman. Artinya mesin tersebut harus dirancang dengan memenuhi standar yang tepat dengan struktur fisik dan kapasitas reaksi dari operator dan lingkungannya. Bahkan dengan mempertimbangkan rekayasa manusia dan rekayasa mesin dalam suatu sistem maka fasilitas kerja dapat direkayasa dan diterapkan secara fleksibel baik untuk karyawan yang normal maupun karyawan yang memiliki cacat tubuh dan usia relatif tua.