Setiap perubahan akan mempengaruhi siapapun; apakah dia pihak manajemen ataukah karyawan. Perubahan bisa ditanggapi secara positif ataukah negatif bergantung pada jenis dan derajat perubahan itu sendiri. Ditanggapi secara negatif atau dalam bentuk penolakan kalau perubahan yang terjadi dinilai merugikan diri manajemen dan karyawan. Misalnya yang menyangkut penurunan kompensasi, pembatasan karir , dan rasionalisasi karyawan. Sementara kalau perubahan itu terjadi pada inovasi proses perbaikan mutu maka perubahan yang timbul pada manajemen dan karyawan adalah dalam hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan mengoperasikan teknologi baru. Kalau itu terjadi pada perubahan motivasi karyawan staf dalam suatu tim kerja maka perubahan yang semestinya terjadi adalah terjadinya perubahan manajemen mutu sumberdaya manusia. Itu semua tanggapan positif atas terjadinya perubahan.
Untuk mencapai keberhasilan suatu program perubahan maka setiap orang harus siap dan mampu merubah perilakunya. Hal ini sangat bergantung pada apa yang mempengaruhi perilaku dan apa pula yang mendorong seseorang untuk berubah. Faktor-faktor internal yang diduga mempengaruhi perilaku meliputi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan/keyakinan, lingkungan dan visi perusahaan. Sementara faktor-faktor pendorong seseorang untuk berubah adalah kesempatan memperoleh keuntungan nyata atau menghindari terjadinya kerugian pribadi.
(1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan unsur pokok bagi setiap karyawan untuk merubah perilakunya dalam mengerjakan sesuatu. Semakin tinggi tingkat pengetahuan karyawan semakin mudah dia untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya. Karena itu pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat penting bagi kemajuan perilaku karyawan. Karyawan yang hanya menggunakan pengetahuan yang sekedarnya akan semakin tertinggal kinerjanya dibanding karyawan yang selalu menambah pengetahuannya yang baru.
(2) Ketrampilan
Ketrampilan, baik fisik maupun non-fisik, merupakan kemampuan seseorang yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan baru. Ketrampilan fisik dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan fisik, misalnya mengoperasikan komputer, mesin produksi dsb. Ketrampilan non-fisik dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang sudah jadi. Misalnya kemampuan memimpin rapat, membangun komunikasi, dan mengelola hubungan dengan para pelanggan secara efektif. Jadi disitu terdapat hubungan antara proses dan ketrampilan komunikasi antarpersonal.
Ketrampilan lebih sulit untuk diubah atau dikembangkan ketimbang pengetahuan. Perubahan ketrampilan sangat terkait dengan pola perilaku naluri (instink). Proses perubahan respon instink karyawan membutuhkan waktu relatif cukup panjang karena faktor kebiasaan apalagi budaya tidak mudah untuk diubah. Misalnya karyawan yang biasanya bertanya pada karyawan dengan ucapan “apa yang manajer inginkan” (kurang sopan) sulit untuk segera berubah menjadi ucapan”apa yang dapat saya kerjakan untuk manajer” atau “bolehkah saya membantu manajer” (lebih sopan).
(3) Kepercayaan
Kepercayaan karyawan menentukan sikapnya dalam menggunakan pengetahuan dan ketrampilannya untuk mengerjakan sesuatu. Boleh jadi karyawan diberikan pengetahuan dan ketrampilan baru dengan cara berbeda. Namun hal itu dipengaruhi oleh kepercayaan yang dimilikinya apakah pengetahuan dan ketrampilan yang diterimanya akan berguna atau tidak. Dengan kata lain suatu kepercayaan relatif sulit untuk diubah. Jadi kalau ingin melatih karyawan harus diketahui dahulu kepercayaan yang dimiliki karyawan sekurang-kurangnya tentang aspek persepsi dari kegunaan suatu pelatihan.
(4) Lingkungan
Suatu lingkungan organisasi mempengaruhi perilaku karyawan apakah melalui pemberian penghargaan atas perilaku yang diinginkan ataukah dengan mengoreksi perilaku yang tidak diinginkan. Lingkungan organisasi seperti keteladanan pimpinan dan model kepemimpinan serta masa depan organisasi yang cerah akan berpengaruh pada derajat dan mutu perubahan perilaku karyawan. “Apa yang perusahaan berikan pada karyawan dan apa pula yang perusahaan dapatkan”. Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh apa yang bisa diberikan perusahaan kepada karyawannya. Semakin tinggi kadar insentif yang diberikan semakin efektif terjadinya perubahan perilaku karyawannya. Sebaliknya perusahaan yang tidak efektif atau gagal cenderung akan menciptakan perubahan perilaku yang juga tidak efektif.
(5) Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan ditentukan oleh kepercayaan kolektif dari para pimpinan perusahaan dan ini menciptakan lingkungan tertentu. Selain itu tujuan merupakan turunan dari visi masa depan dan sistem nilai perusahaan. Pemimpin perusahaan yang memiliki visi dan tujuan yang jelas akan menciptakan lingkungan yang mendorong perilaku produktif. Sebaliknya hanya akan menciptakan kebingungan di kalangan karyawan.
Kombinasi dari lima faktor di atas menentukan keefektifan suatu perubahan perilaku karyawan. Dengan pengembangan pengetahuan yang ada karyawan semakin mengetahui atau memahami apa yang dibutuhkan untuk mampu mengerjakan pekerjaannya. Ketrampilan dalam bentuk kemampuan fisik dan non-fisik dibutuhkan agar karyawan mampu mengerjakan pekerjaan yang baru. Kepercayaan menentukan apakah karyawan akan menggunakan ketrampilan dan teknik barunya dalam praktek. Sementara lingkungan perusahaan akan menciptakan tujuan perusahaan dalam merumuskan standar apa yang bisa diterimanya. Tujuan perusahaan itu sendiri ditentukan oleh visi perusahaan dan dapat menciptakan lingkungan baru. Selain itu bisa jadi faktor pengaruh menguatnya kecerdasan emosional dan spiritual dari karyawan akan membantu perusahaan lebih siap dalam mengelola perubahan.
Februari 16, 2008 at 2:47 am
Jadi ingat slogan iklan rokok: ‘yang muda dipandang sebelah mata’.
Potensi karyawan muda sebagai Agent of change dan agent of control memang tdk boleh dipandang sebelah mata. Para gol.tua yg konservatif biasa ngomong ke gol.muda “halah,biasanya begini ndak apa-apa kok! ngapain macem2?”,nah kalimat ini yg menghambat perubahan perilaku karyawan untuk menjadi lebih baik dan membuat mindset gol.muda menjadi pengekor bukannya inovator.
Februari 16, 2008 at 2:51 am
Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa karena tidak ada maksud men-generalisir..ikuti saja nasehat Aa’ Gym:
1.mulai diri sendiri.
2.mulai dari yang kecil.
3.mulai saat ini juga.
itulah semangat perubahan perilaku menjadi lebih baik..
Februari 16, 2008 at 5:15 pm
Pencerahan yang cukup menarik pak
Februari 16, 2008 at 11:53 pm
ya bung siber…….slogan rokok yang keliru…….seharusnya para orangtua tak berperilaku seperti slogan itu…….namun harus memberi kepercayaan….masa depan milik mereka…..
Februari 16, 2008 at 11:55 pm
bung siber…….dengan perkataan lain………bertanyalah dan berbuatlah yang terbaik yang bisa dilakukan masing-masing…..walau sekecil apapun….termasuk mensyiarkan artikel via blog ……
Februari 16, 2008 at 11:57 pm
terimakasih landy telah berkunjung…….isi blog anda bagus dan mencerahkan…..
Februari 18, 2008 at 8:01 am
Perubahan perilaku memang diperlukan sekali tap kadangkala perubahan tsb menimbulkan kecemburuan bagi orang2 yang memang “tidak mau berubah” mereka lebih suka berada pada “comfort zone”, meski mrk menyadari bhw perubahan tersebut akan menguntungkan perusahaan, sehingga akibatnya menimbulkan pergesekan antara karyawan senior dengan junior dan ujung2nya akan timbul “barisan sakit hati”.
Bagaimana ya Pa’ Prof menghadapi kendala seperti itu.
BTW saya kirimkan file ke e-mail Bapak mudah2an bermanfaat
makasih Pa’ Prof
Februari 18, 2008 at 8:46 pm
benar mas ridwan….wajar setiap perubahan biasanya akan timbul resistensi,walaupun perubahan itu ditujukan untuk kepentingan bersangkutan…..kalau begitu saya duga belum terujudnya dinamika kelompok yang solid diantara karyawan dan dengan pimpinan…….pertama yang perlu dilihat adalah bagaimana keeratan hubungan fungsional sistem yang berlaku dengan problema karyawan…..kedua bagaimana setiap pembahasan tidak berhenti pada fokus masalah dan wacana saja tetapi pada bagaimana mengatasi masalah…….ketiga memilih jenis solusi berdasarkan kadar masalah tiap orang……keempat, keadilan dalam penerapan sistem imbalan dan dukungan pengembangan diri karyawan….dan kelima membangun dan memelihara harmonisasi lewat komunikasi multiarah yang intensif…… btw,file via email sudah saya buka…isi pesan yang bagus …….mengingatkan pentingnya permbangunan berkelanjutan diterapkan secara serius oleh segala lapisan masyarakat…..dan tentunya pemerintah