Kalau Anda seorang manajer menghadapi tingkah laku beberapa karyawan yang “keras kepala” atau sulit menerima instruksi langsung, apa yang akan Anda lakukan? Apakah dengan cara memaksa dengan segala ancaman atau mengajak (persuasi) karyawan itu untuk bersikap kooperatif? Dalam prakteknya tidak mudah. Apalagi kalau karyawan tadi berkinerja dengan baik.
Konon persuasi jauh lebih kuat efeknya ketimbang paksaan seperti halnya dalam mitos jurnalis ‘pena lebih tajam ketimbang pedang’. Paksaan akan mengakibatkan keputusasaan karyawan karena dianggap diperlakukan tidak ada bedanya dengan khewan (dehumanisasi), tidak dipercaya, dan tidak dihargai akan kemampuan dirinya. Perusahaan akan rugi karena paksaan hanya akan membuahkan kontra produktif. Sebaliknya, dengan persuasi justru para karyawan akan merasa diajak untuk memahami persoalan yang dihadapi dirinya dan organisasi, diberi peluang untuk berpikir, berkreasi dan berprakarsa. Dengan demikian mereka merasa mendapat perlakuan secara manusiawi. Hasilnya akan semakin produktif walaupun tidak jarang membutuhkan waktu yang relatif panjang dan kesabaran tinggi. Silakan dicoba.
Agustus 4, 2007 at 8:58 pm
Saya tertarik dengan perkataan “Pena lebih tajam daripada pedang”
“Lidah lebih tajam daripada pedang”
“Pena lebih tajam daripada lidah” Iya ga prof?
Klo karyawan susah diajak/diinstruksi, sang pemimpin hendaknya memberi contoh saja prof, biasanya karyawan akan malu.. Hehe… 😀
Btw, ganti template nih prof? Bagus yang kemarin-kemarin… (benevolence), yang ini bikin silau… (bikin mata cepat lelah membacanya).
Agustus 4, 2007 at 11:58 pm
hatur nuhun bung jupri,
apalagi kalau “lidah tak bertulang”…bisa menimbulkan saling distrust….benar manajer yang sekaligus sebagai pemimpin disamping dengan pendekatan persuasi dia kudu memberi keteladanan terutama dalam berperilaku,mau mendengar masukan,menghargai,dan selalu membangun suasana hubungan kerja yang nyaman dengan subordinasi dan antarkaryawan…..
ngomong-ngomong hatur nuhun masukan tentang templatenya…mudah-mudahan yang ini mata tetap tidak cepat lelah…
hnwe
Agustus 11, 2007 at 11:53 pm
Hatur nuhun atas pencerahan.
Melakukan pemaksaan seakan suatu hal yang tidak terhormat dan tidak manusiawi.
Memang, demikian adanya, apabila pemaksaan tersebut dilakukan melampaui batas kewajiban dan kemampuannya.
Sebagai langkah edukatif, sedapat mungkin yang dilakukan dengan contoh, bimbingan, pentahapan, dan penghargaan.
Allahu a’lam.
Wilujeng, Prof.
Saya sedang dalam tugas di Nagoya, Kyoto, dan Osaka.
Wassalam.
Agustus 12, 2007 at 12:45 am
alhamdulillah,kang sunmanjaya;rasanya udah lama nih ngga ketemu; saya rindu akan pencerahan dari akang….mudah-mudahan tema artikel ini juga bagian dari syiar kebajikan…selamat bertugas….wassalam
Agustus 29, 2007 at 5:18 pm
salam tepang sareng hormat nu teu ka suhun kangge abah syafri.
pribados ngaraos bingah gaduh tatanggi 🙂 anu janten jalmi hebat.
muga2 tiasa ngajantenkeun samangat kangge nu ngalora siga pribados.
salam
Agustus 30, 2007 at 12:06 am
kang Sya’ban, hatur nuhun sudah mampir; salajeungna saya sih termasuk orang biasa yang ingin nimba ilmu terus…insya Allah saling bersyiar kebajikan….amiin