Salah satu kebutuhan seseorang karyawan (manajemen dan non-manajemen)adalah penghargaan atas karya-karyanya. Semakin dihargai semakin terdorong untuk meningkatkan prestasinya. Hal ini sangat umum mulai dari tingkat operator atau staf sampai tingkat manajemen yang disebut kebutuhan untuk mencapai karir yang tinggi. Karir itu sendiri tentunya tidak datang dengan sendirinya. Dan dalam prakteknya karir karyawan ada yang relatif lancar dan ada yang lambat bahkan mandeg.

        Keberhasilan karyawan meraih karir sangat ditentukan oleh unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik yang bersangkutan. Unsur intrinsik antara lain adalah tingkat pendidikan, sikap, pengalaman kerja, motivasi dan prestasi kerja. Sementara unsur ekstrinsik antara lain adalah kondisi keuangan organisasi, performa keuntungan, dan peraturan tentang promosi. Selain itu peluang berpromosi yang tidak terbuka lebar karena sangat ditentukan oleh ketersediaan formasi.

        Fokus perhatian  dalam artikel ini adalah kemandegan karir seseorang. Umumnya kemandegan karir disebabkan faktor kinerja yang hanya sebatas standar bahkan di bawahnya. Dilihat dari proses pekerjaannya karyawan seperti itu ditunjukkan oleh sifat malas, komitmen kerja rendah, kurang disiplin, dan motivasi kerja yang rendah. Faktor-faktor tersebut akan memengaruhi kinerja yang dicapainya. Padahal ukran pertimbangan dalam pencapauan karir adalah kinerja baik proses maupun outputnya. Dengan demikian yang bersangkutan kurang memiliki daya saing pencapaian karir.

         Selain faktor-faktor di atas kemandegan karir seseorang bisa disebabkan motivasi untuk berkarir yang rendah. Karyawan tersebut termasuk golongan yang cepat puas dengan yang ada. Dia tak peduli dengan karir. Yang penting dia bisa bekerja tanpa harus berkinerja di atas standar. Istilahnya mencapai kebutuhan rasa aman saja dalam posisi pekerjaannya sudah bagus. Untuk karyawan seperti ini maka perusahaan seharusnya terus mendorong agar yang bersangkutan mau meningkatkan karir. Caranya antara lain dengan memberi tugas-tugas baru, dan pendelegasian wewenang pada pekerjaan-pekerjaan tertentu. Tentunya dengan bimbingan dan pengawasan intensif. Selain itu juga didorong untuk mau mengikuti pelatihan-pelatihan kerja dan membangun kepribadian aktif.