Komentar (komen) adalah ungkapan seseorang yang disampaikan secara tertulis maupun lisan dan simbol-simbol gerak tubuh (khususnya orang buta tuli) atas pendapat orang lain. Atau bisa juga diungkapkan ketika ada suatu kejadian tertentu. Forum komentar bisa terjadi di dalam dunia nyata dan di dunia maya. Kalau di dunia nyata komen bisa berlangsung di forum kuliah, seminar, lokakarya, forum media cetak dan elektronik dan obrolan biasa. Sementara di dunia maya berkomen dilakukan lewat internet seperti dalam email, blog, dan facebook.

       Komen yang dilontarkan bisa bermotif ingin berbagi, rasa ingin tahu atau penasaran, dan bentuk apresiasi atas suatu tulisan. Lingkup isinya bisa berupa bantahan, memerkuat, dan persetujuan atas sesuatu tulisan atau pembicaraan lisan. Kualifikasi komen dilihat dari banyaknya kalimat bisa dari yang sangat ringkas, ringkas padat, sampai yang relatif panjang dan terinci. Bahkan bisa jadi isi komen lebih panjang ketimbang tulisan yang dikomentari. Bagaimana berkomen di dunia blog?

       Menurut Wikipedia, Blog yang merupakan singkatan dari "web log" adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

       Selain berisi artikel, di dalam blog juga terdapat tampilan gambar atau ilustrasi dan iklan. Disitu disediakan ruang untuk memberi komen. Pertanyaannya komen di dalam blog itu sebaiknya seperti apa? Kalau artikelnya bernada canda ria atau penuh rasa humor maka tak ada salahnya komen yang diberikan pun bernada canda. Tetapi juga dapat berbentuk ulasan yang relatif setengah serius dan serius utamanya dalam membahas isi artikel dikaitkan dengan dimensi tertentu. Percaya atau tidak ada tulisan dalam blog yang hanya berisi tiga kalimat. Sudah barang tentu komen yang diberikan pun tak mungkin panjang lebar.

        Proses pembelajaran dalam berkomen ria di blog dicerminkan oleh beberapa hal. Pertama, isi komen seharusnya sesuai atau ada kaitannya dengan topik artikel. Komen yang semakin jauh dari substansi isi artikel semakin menyulitkan penulis untuk berkomen balik. Kedua, hendaknya isi komen tidak terlalu ringkas hanya dengan perkataan seperti “mantaap, setuju, siap, laksanakan, ok ok, dan baguuus”. Hal ini menimbulkan kesan, sang pengomentar malas berpikir. Boleh saja ringkas namun isinya padat dan langsung ke isi. Kita pahami berkomen ria itu merupakan proses berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ketiga, penulis dianjurkan membalas setiap komen yang diterimanya. Ini penting bukan saja dalam konteks mengapresiasi pengomentar tetapi juga dalam konteks berbagi pengetahuan. Pengomentar tidak tahu apakah isi komennya itu sudah sesuai harapan atau tidak manakala sang penulis tidak mengomentarinya. Keempat, isi komen hendaknya disampaikan secara proporsional yakni boleh becanda namun santun; langsung ke isi substansi atau tidak melanglang buana; dan kalau toh bernuansa ilmiah namun hendaknya disampaikan dengan popular.

         Jadi pada dasarnya di dalam berkomen ria berarti ada proses pembelajaran. Berkomen sejauh mungkin memiliki efek samping yang positif yaitu membangun persahabatan antara pengomentar dan penulis. Antara lain dengan mengundang penulis berkunjung ke blog pengomentar. Hal ini sama saja bakal terjadi komunikasi intensif dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman. Walau tak ada batasan waktu, komunikasi hendaknya dilakukan secara regular. Hal ini mendorong masing-masing pengeblog selalu mengup-date blognya agar komunikasi berjalan lancar.