Ada dua kemungkinan tentang proses pembinaan karir karyawan di suatu unit kerja. Manajer memberi perhatian yang besar dan ada yang tak peduli. Ketidakpedulian manajer karena menganggap karir itu masalah pribadi karyawan sendiri dan tak ada kaitannya dengan unit kerja. Sementara manajer yang memiliki perhatian besar karena kinerja suatu unit sangat ditentukan oleh kemampuan karyawan dalam bekerja. Tidak saja dalam hal kemampuan sisi teknik namun juga dalam berkomunikasi dan membangun suasana kerja yang nyaman. Tentu saja hal-hal tersebut perlu dikondisikan olah sang manajer. Dialah sebagai seorang penyelia sekaligus sebagai pemimpin unit.
Sebagai penyelia, manajer harus memiliki strategi dan taktik tertentu bagaimana mengembangkan karir para karyawannya. Pertimbangannya pada beberapa hal; antara lain (1) karir dianggap sudah menjadi kebutuhan karyawan dan juga organisasi; (2) pembinaan karir tidak saja diindikasikan sebagai upaya promosi jabatan tetapi juga kompetensi; (3) pembinaan karir semestinya direncanakan dan karyawan mengetahuinya. Karena itu manajer harus melakukan pemantauan dan penilaian kinerja setiap karyawannya secara rutin.
Dalam hal ini tentunya manajer harus peka melihat perkembangan kinerja karyawannya. Artinya harus segera berespon ketika ada karyawan yang tergolong lambat kinerjanya dan mana yang potensial. Bentuk kepekaan lainnya adalah manajer harus bisa membaca bagaimana sekelompok karyawan sedang berharap tentang impian karirnya. Hal ini penting agar mereka semakin bergairah meningkatkan kemampuannya. Sementara bagi mereka yang kemampuannya masih lemah maka manajer patut mendorong agar mereka mau mengikuti pelatihan dan pengembangan.
Manajer sepantasnya mampu memosisikan sebagai sumber inspirasi bagi karyawan untuk berkembang. Dia harus memiliki visi organisasinya yang andal, kepiawaian dalam memimpin, mahir dalam segi-segi teknik manajerial, perhatian dalam hal pengembangan sumberdaya manusia dan kesejahteraan karyawan, dan mampu membangun hubungan harmonis dengan karyawan. Dalam rangka karir, sekaligus pula manajer perlu membangun suasana persaingan sehat di kalangan karyawan. Dengan demikian karyawan akan memiliki motivasi untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Karyawan pun akan sungguh-sungguh memersiapkan jenjang karirnya di perusahaan.
Untuk memfasilitasi pengembangan karir karyawan maka manajer sebaiknya membuka tempat dan kesempatan konseling karir. Dalam waktu-waktu tertentu manajer bisa mengagendakan konseling. Manajer bertindak sebagai unsur utama konseling dan apabila dianggap perlu dibantu oleh konselor professional. Dalam hal ini para karyawan dipersilakan untuk menyampaikan motif dan tujuan karir, perencanaan karir mereka, dan apa masalah yang dihadapinya. Hanya sebatas itu dan bukan untuk menjanjikan sesuatu dengan karirnya.
Setelah proses konseling berjalan ditambah rekam jejak kinerja mereka terkumpul maka manajer akan mengevaluasinya. Siapa saja yang patut dipromosikan dan mana yang ditunda karena kinerjanya belum mencapai standar dan karena pertimbangan keterbatasan posisi jabatan atau pekerjaan. Sementara itu manajer pun harus memersiapkan program pengembangan sumberdaya manusia kususnya bagi yang belum memenuhi kompetensi kerja. Dalam menentukan karir seseorang tentunya manajer harus berpegang pada norma yang berlaku seperti obyektif, adil, tidak diskriminasi, dan terbuka.
Januari 4, 2011 at 12:14 am
Pak, saya belajar dari sini ๐
Januari 5, 2011 at 1:18 pm
silakan choey…semoga bermanfaat dan sukses…amiiin
Januari 4, 2011 at 5:49 am
saya serap ilmunya ya pak. rencana mau buat usaha, tapi belum tentu arah. ๐
Januari 5, 2011 at 1:18 pm
silakan kaskus…semoga berhasil…
Januari 4, 2011 at 5:56 am
Mampir di blog yang penuh dengan inspirasi. Sudah lama tidak ketemu, Prof, tetap eksis dan produktif menulis
Januari 5, 2011 at 1:17 pm
mas husnun…betul sudah lama sekali kita tak berinteraksi ya…semoga mas tetap produktif…
Januari 4, 2011 at 8:09 am
Sudah pasti karyawan akan senang bila memiliki manajer yang peduli dg karir anak buahnya. Manajer juga gembira bila karyawan yg dipimpinnya bisa mencapai target yg ditetapkan. Dan… tampilan yg ini lebih menarik buat saya. hehehe…
Januari 5, 2011 at 1:16 pm
ya mnas wong…itulah yg disebut manajer profesional yg arif….
Januari 4, 2011 at 8:13 am
Satu lagi Pak Prof. Tampilan yg ini lebih ceria dan ramah, tidak suram dan angker. Barangkali karena tidak terlalu banyak tulisan yang ditebalkan.
Januari 5, 2011 at 1:15 pm
hehehe mas wong…itulah senangnya punya karib…yg suka mengritik dan memberi masukan…saya tak mengkatagorikan dikotomi kritik…membangun vs merusak…semua kritik punya nilai positif…terbukti segera tak sampai sejam tampilan blog ini telah berubah lebih adem…hehehe
Januari 4, 2011 at 5:39 pm
Trima kasih Prof,akan saya usahakan dan kembangkan sbg pedoman agar saya menjadi pimpinan yg baik serta bijak sana
Januari 5, 2011 at 1:13 pm
terimakasih kembali mas yudhi…semoga bermanfaat…
Januari 5, 2011 at 3:53 am
[…] Pak Sjafri, pembina blogger Bogor dan blogger IPB. Di mata saya beliau bukan sekedar blogger yang rajin posting, tapi juga blogger yang sangat getol menyemangati generasi muda untuk berbagi hikmah lewat blog. Alamat blognya https://ronawajah.wordpress.com […]
Januari 5, 2011 at 1:02 pm
kang achoey…trims atas promosinya hehehe…saya sendiri harus terus tekun belajar untuk bertambah rajin mensyiarkan ilmu dan kebajikan…
Januari 5, 2011 at 6:39 am
Yang lebih banyak terjadi disekitar kita justru manager yang menjatuhkan karyawan, dengan anggapan bahwa mereka adalah role model terbaik bagi karyawan sehingga yang tak sesuai dengannya dianggap gak becus kerja, ckckc…
dari tulisan bapak, saya banyak belajar.. ๐
salam kenal saya pak, semoga berkenan… ๐
Januari 5, 2011 at 1:00 pm
mbak advertiyha…itulah yg disebut karyawan lebih ditempatkan sebagai faktor produksi sederajat dengan faktor produksi lainnya…tidak sebagai aset investasi efektif organisasi…terlah terjadi dehumanisasi karyawan…btw trims telah mampir n salam kenal juga
Januari 17, 2011 at 2:58 pm
Prof,
faktor apa saja sih, yang menentukan karyawan itu bisa di promosi kan ke jenjang karir yang lebih tinggi???
thanks
Januari 20, 2011 at 8:50 pm
andy…tentunya faktor kinerjanya…selain itu faktor pengalaman kerja, kecerdasan intelektual,spiritual dan emosional serta kerjasama…tentu saja unsur kejujuran dan kepemimpinannya….dan tentunya pula ada formasi yg tersedia…
Februari 28, 2012 at 10:51 am
Prof,Jenjang karier itu dalam suatu perusahaan idealnya yang mempromosikan seorang karyawan,apakah Divisi SDM/HRD atau dari manajer yang berada di atas karyawan tersebut?
Maret 9, 2012 at 10:37 am
abenk…bisa dari dua2nya…terutama dari atasan langsung