65 tahun lalu Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Ketika itu Indonesia menyatakan lepas dari penjajah dengan segala bentuknya. Darah, air mata dan nyawa para pahlawan tidak terkira untuk kemerdekaan. Dari segi de-jure dan hukum internasional Indonesia memang sudah merdeka dan sudah lepas dari cengkeraman penjajah Belanda dan Jepang. Namun setelah 65 tahun merdeka, bangsa Indonesia patut merenungkan akan beberapa hal. Apakah benar kita sudah hidup semerdeka-merdekanya? Apakah bentuk penjajahan sudah benar-benar hilang dari bumi kita?
Kalau belum dimana letak kesalahannya?Kita masih merasakan belum bebas dari penderitaan dalam bentuk lain. Yaitu masyarakat yang adil dan sejahtera. Masih banyak masalah yang dihadapi bangsa dan rakyat Indonesia. Kita belum terbebas dari rasa aman, derita kemiskinan, perlakuan hukum yang tidak adil, ketimpangan ekonomi, banyaknya pengangguran, mahalnya biaya kesehatan dan pendidikan, dan banyak lagi. Masih banyak rakyat tergusur atas nama modernisasi bahkan cuma demi ketertiban dan kebersihan kota.
Mengapa demikian ?Karena ada bentuk penjajah yang lain yaitu arogansi sebagian para pemimpin pemerintah pusat dan daerah, koruptor, manipulator bisnis, dan provokator sosial-politik. Masih banyak ”tor-tor” lainnya berupa penjarah kekuasaan, penjarah hutan, penjarah pertambangan, dan penjarah sumberdaya alam lainnya, penjajahan budaya modern termasuk narkoba, dsb. Ternyata jauh lebih sulit menghabisi penjajah domestik ketimbang terhadap penjajah asing. Yang paling nyata terlihat di depan hidung kita adalah penjajah domestik yang telah mampu menjadikan korupsi dan turunannya menjadi semacam budaya. Bagi sebagian orang berbuat seperti itu dianggap biasa-biasa saja.
Kondisi itu sudah sangat begitu laten. Sudah sangat membahayakan. Saya khawatir sebagian rakyat Indonesia sudah tidak memiliki budaya malu untuk berbuat curang, kotor dan hina.Sementara itu sebagian politisi kebanyakan sudah begitu berorientasi pada kepentingan politik, golongan dan individu. Di sudut lain, kepentingan kedaerahan dan keserakahan mengeksploitasi sumberdaya alam sudah berada dalam ambang bahaya kelestarian hidup. Belum ada tanda-tanda mereka memiliki kesadaran perlunya pembangunan berkelanjutan. Mereka begitu bebasnya telah merenggut arti kemuliaan dari suatu kemerdekaan. Karena itu kita berharap dengan ridha Allah, bangsa Indonesia mampu terus membangun simpati, emphati dan cahaya semangat solidaritas terhadap sesama terutama terhadap masyarakat yang masih tertinggal.
Ya Allah maafkanlah bangsa kami dan berikanlah petunjukMU ke jalan yang benar. Selamat merayakan hari kemerdekaan, bangsaku. The journey never end. DIRGAHAYU !
Agustus 17, 2010 at 3:15 am
hemm… benar apa yang Bapak katakan Indonesia belom merasakan kemerdekaan terutama bagi rakyat kecil
Agustus 17, 2010 at 5:13 am
ya blog kebun jeruk jambi…rakyat masih harus terus kerja keras
Agustus 18, 2010 at 3:38 pm
“tor-tor” itu apa pak? dalam tulisan bapak tor-tor berarti negatif ( sesuatu perbuatan yang tidak baik). Dalam kamus Bahasa Indonesia tidak ditemukan. Dalam bahasa Daerah Batak, Tor-tor itu tarian. Malah Tor-Tor sudah diartikan dalam Bahasa Indonesia nama Tarian daerah Batak. Ini hanya sekedar koreksi.
Merdeka.
Agustus 18, 2010 at 11:04 pm
bung purba…tor-tor disini sebagai akhiran kata kerja…kalau digabung menjadi pelaku…misal lain adalah monitoring jadi monitor…aksi jadi aktor…orasi jadi orator…operasi jadi operator dst…”tor-tor” hanyalah istilah populer…bukan nama tarian…
Agustus 24, 2010 at 2:47 pm
Posting yang bagus untuk direnungkan setelah 65 tahun Indonesia merdeka. Substansi posting ini seperti menggerakkan pikiran saya ke arah kemerdekaan bagi diri kita sendiri, bukan lagi merdeka dari kolonialisme.
Hal inilah yang barusan menggerakkan pikiran saya menulis sebuah posting berjudul “The way I see the independence of a country” dalam rangka menyambut kemerdekaan yang ke-65.
Jika Pak Sjafri punya waktu luang, saya tertarik untuk mengetahui review dari Anda terhadap cara pandang saya dalam posting tersebut.
Salam,
Tikno
Agustus 25, 2010 at 10:14 pm
insya Allah mas tikno…saya meluncur ke blog anda…