Posisi manajer serba sulit ketika menghadapi betapa beragamnya tingkah para karyawannya. Ada karyawan yang penurut tetapi produkifitasnya di bawah standar. Ada yang malas namun potensial produktif. Dan ada pula yang bandel sekaligus kinerjanya rendah. Kalau Anda seorang manajer menghadapi tingkah laku beberapa karyawan yang "keras kepala" atau sulit menerima instruksi langsung, apa yang akan Anda lakukan? Apakah dengan cara memaksa dengan segala ancaman atau mengajak (persuasi) karyawan itu untuk bersikap kooperatif? Dalam prakteknya tidak mudah. Apalagi kalau karyawan tadi berkinerja dengan baik.
Konon persuasi jauh lebih kuat efeknya ketimbang paksaan seperti halnya dalam mitos jurnalis ‘pena lebih tajam ketimbang pedang’. Tekanan dalam bentuk paksaan akan mengakibatkan keputusasaan karyawan karena dianggap diperlakukan tidak ada bedanya dengan khewan (dehumanisasi), tidak dipercaya, dan tidak dihargai akan kemampuan dirinya. Perusahaan akan rugi karena paksaan hanya akan membuahkan kontra produktif.
Sebaliknya, dengan persuasi justru para karyawan akan merasa diajak untuk memahami persoalan yang dihadapi dirinya dan organisasi, diberi peluang untuk berpikir, berkreasi dan berprakarsa. Dengan demikian mereka merasa mendapat perlakuan secara manusiawi. Disitu ada kepercayaan yang diberikan sehingga mereka termotivasi. Hasilnya akan semakin produktif walaupun tidak jarang membutuhkan waktu yang relatif panjang dan kesabaran tinggi. Silakan dicoba.
Mei 3, 2010 at 2:52 am
Betul Pak
Saya ambil cara persuasi
Salam semangat
Mei 4, 2010 at 12:51 am
ya kang achoey…secara teori, dua pendekatan itu sangat bergantung pada sikap karyawannya…kalau teori X menganggap setiap individu itu punya sifat malas…karena itu perlu dipaksa dan bahkan dipenalti agar ada efek jera…sementara teori Y menganggap individu itu ada yg rajin bekerja…karena itu pendekatannya adalah dgn cara mengajak atau persuasi untuk menjaga motivasinya…apapun cara yg terakhir ini banyak diterapkan…