Menunda melaksanakan sesuatu? Sudah bisa diperkirakan, hampir setiap orang pernah melakukannya. Lalu mengapa demikian? Bisa karena faktor malas, optimis masih punya waktu beberapa jam, esok atau di hari lain, dan karena tidak berminat penuh untuk melakukannya. Atau bisa jadi karena kondisi kesehatan sedang kurang bagus. Pertanyaannya apa yang bakal terjadi seandainya permintaan pasar atau pesanan pelanggan begitu tinggi tetapi disi lain upaya pemenuhannya oleh organisasi begitu lamban? Yang jelas menunda penyelesaian pekerjaan sesuatu berarti sekaligus menunda keberhasilan yang bakal diraih. Kalau penundaan terjadi berlarut-larut dan dilakukan sebagian besar karyawan maka bukan saja sang pemberi pekerjaan merasa kesal namun kehilangan kepercayaan dari orang lain.
Kepercayaan dari orang lain sangatlah mahal nilainya. Harganya tak tergantikan dengan nilai materi atau uang sekalipun. Kalau demikian maka suasana kerja bisa terganggu. Apalagi kalau tidak segera diatasi oleh pimpinan unit. Karena itu pimpinan harus menerapkan pemahaman tentang makna suatu pekerjaan kepada para subordinasinya. Selain itu dingatkan pula bahwa menunda suatu pekerjaan berarti menimbulkan masalah. Kalau masalah juga ditunda berarti sama saja akan menciptakan masalah baru. Dan seterusnya sampai proses pekerjaan mengalami stagnan.
Bergantung pada penyebabnya maka proses mengatasi masalah penundaan penyelesaian pekerjaan oleh pimpinan unit juga bisa berbeda. Yang paling berat adalah kalau sang karyawan memang pada dasarnya sebagai seorang pemalas dan yang tidak berminat pada pekerjaan tertentu. Dalam konteks ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pimpinan unit adalah (1) pengawasan dan pengendalian proses pekerjaan yang dilakukan karyawan secara regular atau terjadwal; langsung ke lokasi dan memelajari laporan kerja, (2) melakukan rapat koordinasi secara rutin dengan karyawan, (3) membangun motivasi kerja dan menerapkan model penghargaan dan โhukumanโ kepada karyawan, dan (4) perlu pelatihan bersinambung khususnya kalau ada jenis pekerjaan baru yang membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan baru.
Secara keorganisasian maka manajemen puncak perlu merumuskan sistem tata nilai bagaimana setiap elemen karyawan dan pimpinan menghargai pekerjaan tertentu. Untuk itu budaya organisasi dan budaya kerja seharusnya dikembangkan dalam bentuk implementasi nyata. Turunan dari kedua budaya dirumuskan dalam bentuk pelaporan kerja, sistem pemantauan kerja, peraturan tentang etika kerja, kedisiplinan kerja, penghargaan dan hukuman. Pemantauan dan evaluasi proses dan hasil pekerjaan sebagai bahan untuk melakukan umpan balik sepatutnya menjadi agenda rutin dari manajemen puncak.
Maret 19, 2010 at 7:25 am
yang lebih sering terjadi adalah menunda karena malas… ๐
Maret 20, 2010 at 12:15 am
ya wongkamfung….dalam teori motivasi dikenal sebagai teori X yi….pada dasarnya manusia itu bersifat malas…so harus dikondisikan menjadi perilaku spt teori Y yakni rajin bahkan bisa menjadi pekerja keras….
Maret 25, 2010 at 3:01 am
kadangkala mengubah x menjadi y seperti mengubah kesemek menjadi apel. saya pengen tahu apa ya yang akan dikatakan douglas mcgregor menghadapi kasus seperti ini? barangkali bpk bisa bantu? nuhuuunnnn… ๐
Maret 19, 2010 at 1:34 pm
Sebagai mahasiswa yang “termasuk” ogah2an ngerjain tugas n laporan, saya cuma bisa tertunduk..
Maret 20, 2010 at 12:17 am
jangan tertunduk lesu mif….lawan kemalasan itu dengan tekad lebih rajin dan disiplin….caranya? ya hitung-hitung mana yg lebih menguntungkan malas atau rajin atau disiplin….
Maret 19, 2010 at 2:57 pm
saya kadang begitu Pak
Menunda adalah penyakit ๐
Maret 20, 2010 at 12:55 am
ya achoey…siapapun pernah melakukannya…termasuk saya…cuma perilaku itu jangan dipelihara…bakal merugi pd diri sendiri dan orang lain
Maret 19, 2010 at 3:14 pm
tapi biar tertunda, harus tetap diselesaikan.. jangan ditunda kalau kenyataannya penundaan mengakibatkan ketidakselesaian pekerjaan..
..dan menunda berarti membiasakan diri dengan keterburu-buruan dan ketidakmaksimalan dalam melakukan sesuatu.. soalnya mepet diakhir2.
Walaupun ada kelompok “deadliners” seperti saya, kenyataannya itu bukanlah sesuatu yg patut dibanggakan karena hasilnya tidak akan maksimal.
Setuju dengan Pak Syafri Pak…
Maret 20, 2010 at 12:23 am
betul unggul….apapun sesuatu yg ditunda harus dapat diselesaikan….cuma jarak waktu yg seharusnya diselesaikan dengan waktu penundaan itulah merupakan gap waktu yg merugi….karena penundaan tak ayal terjadi pd siapapun…..maka belajarlah dan bertekad untuk menyelesaikan sesuatu dgn segera….termasuk kalau sudah punya ide bikin artikel dlm blog ya segerakanlah hehehe….ibadah sholat saja diserukan agar disegerakan….
Maret 20, 2010 at 7:45 am
kali ini saya menunda pekerjaan, padahal pasar sudah menanti, dan akibat penundaan ini bisa fatal, karena pasar yg sudah siap menerima terpaksa menunggu…
insya Allah, setelah badan agak segar, pekerjaan segera diselesaikan…
kesimpulan tetap saja: penundaan adalah kesalahan.
terimakasih uraiannya pak, jadi curcol nih…
๐
Maret 20, 2010 at 8:37 am
ya mas hartanto…ketika penundaan terjadi dan lambat dalam penyelesaiannya…maka masuklah pesaing merebut peluang….sama artinya kepercayaan pasar kepada penunda lama kelamaan bisa hilang….
Maret 25, 2010 at 12:29 pm
ya wong…yg jelas kesemek dan apel merupakan jenis buah berbeda….kecuali bedakan kesemek gepeng dan kesemek bulat….yg dikatakan douglas antara lain bahwa pd dasarnya manusia itu malas, sifat jelek manusia dapat diperbaiki misalnya teori X dgn cara memberi uang, peringatan keras, penalti, atau keluar dari organisasi….sementara individu yg mengandung teori Y lebih ditekankan pd pemberian otonomi,trust,training, dan motivasi….
Maret 31, 2010 at 2:43 am
tksh ats pencerahannya pak
April 2, 2010 at 12:09 pm
sama-sama wkf…semoga bermanfaat
April 3, 2010 at 2:40 pm
iy p’ prof z ini merupakn tipe manusia yg sering menunda pekerjaan he…he…
karena alasan ……….
ah….. kan bs bsk
sampai bsk gak jg di kerjakan
akhrnya pekerjaan yg seyogianya rampung tepat pd wktnya mnjadi batal … n tdk d kerjakn
lg..lg karena alasan AH … KAN BS BESOK
April 4, 2010 at 8:22 pm
bung eris…menunda penyelesaian pekerjaan…. sama saja dengan menuda mengatasi masalah dan…. sama saja dengan menambah masalah baru….
April 21, 2010 at 9:58 am
—————————-
ุงููุณูููุงู ู ู ุนูููููููู ู ููุฑู ุญูู ูุฉูุง ุชููู ุงูููู ููุจูุฑููุง ุชููู
———————————
Tambahan lagi, banyak juga orang menunda pekerjaannya karena melihat ada “alternatif”….
Mungkin menguntungkan.
April 23, 2010 at 9:50 am
bung jalius…walaupun ada pilihan lain yg lebih baik…namun bukan berarti tugas2 yg ada ditunda…
Juni 1, 2010 at 6:50 pm
Salam kenal Pak.
Btw mau nanya, apakah Bapak punya data statistik mengenai berapa banyak pekerja yang sering menunda pekerjaan? Terutama di Indonesia?
Kebetulan saya sedang berencana meneliti mengenai orang-orang yang suka menunda pekerjaan dalam konteks organisasi.
Istilah umumnya Prokrastinasi.
Terima kasih ๐