Mengapa di unit kerja tertentu bisa terjadi konflik? Saling salah menyalahkan? Misalnya antara sesama rekan kerja. Atau manajemen terhadap karyawannya; bahkan bisa sebaliknya. Khusus antara manajer dan karyawan yang sering terjadi adalah biasnya penilaian manajer terhadap karyawan. Karena posisinya, manajer cenderung lebih banyak menyalahkan karyawannya ketimbang kepada dirinya. Bahkan yang lebih gawat lagi kalau pun karyawan telah bekerja dengan baik namun pujian dari sang manajer sangatlah jarang atau bahkan tidak ada sama sekali. Misalnya kalau unit tidak berhasil mencapai kinerja yang sudah ditargetkan maka manajer akan mendapat teguran keras dari pihak manajemen. Ketika itu terjadi maka manajer segera berbagi kesalahan kepada setiap karyawannya. Bentak membentak sambil menuding ke semua karyawan bakal menjadi-jadi. Padahal manajer sebagai koordinator tidak boleh bersikap seperti itu. Seharusnya dia mengambil alih tanggung jawab atas kesalahan atau kegagalan kinerja di unitnya.
Sepertinya menyalahkan orang lain lebih mudah diungkapkan ketimbang memujinya. Berat rasanya hati dan mulut untuk mengakui keberhasilan orang lain. Atau memaafkan dan memahami atas kesalahan orang lain. Sepertinya sifat yang begitu merupakan barang langka. Di sisi lain saya percaya sebenarnya setiap manajer dan karyawan di suatu unit kerja tertentu menginginkan terujudnya suasana kerja yang nyaman. Salah satu unsur pembentuk kenyamanan adalah adanya saling menghargai sesama rekan kerja dan antara manajer dan karyawan secara timbal balik. Dalam prakteknya bentuk penghargaan yang diberikan sesama rekan kerja dan atasan adalah berupa pujian. Lalu sulitkah pujian itu dikelola?
Kalau ditinjau dari sisi manusiawi maka pada dasarnya setiap individu ingin dipuji. Pujian memberi efek besar dalam memotivasi seseorang untuk bekerja dengan labih baik lagi. Nah berangkat dari hal itu baik manajer maupun karyawan seharusnya tidak kikir dalam memberi pujian. Mengapa karyawan merasa enggan atau sulit memberi pujian kepada sang manajer ,misalnya ketika dia memperoleh penghargaan kompensasi finansial dan non-finansial? Mengapa juga harus sulit memuji ketika sang manajer mampu memberi motivasi kepada semua karyawan? Di sisi manajer, mengapa dia begitu mahal dalam memberi pujian ketika tim kerjanya berhasil mencapai kinerja di atas standar perusahaan? Idealnya, sang manajer tidak enggan mengatakan kepada tim kerja bahwa “anda semua sudah bekerja memuaskan; teruskan peningkatan prestasi anda semua”. Kalau pujian itu diberikan seharusnya karyawan pun akan mengucapkan “terimakasih pak”; ini semua juga berkat motivasi dan bimbingan bapak”. Lalu apa yang pantas direspon oleh manajer; “terimakasih, baiklah mulai sekarang kerjasama yang bagus ini perlu kita pelihara dan kembangkan lagi”. Kalau itu terjadi itulah yang namanya berbagi pujian.
Khusus dari sisi manajer, mengelola pujian yang dilakukan kepada karyawan perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
(1). Sebaiknya manajer memiliki pemikiran dan pandangan positif terhadap karyawan baik ketika karyawan melakukan suatu pekerjaan dengan baik maupun kesalahan. Artinya setiap karyawan yang salah asalkan diberi bimbingan intensif, mereka bakal berubah. Pada saat itu, dengan wajah ceria sambil mengangguk-ngangguk kepada karyawan yang sedang bekerja berarti manajer tengah memberi enerji positif kepada karyawan. Atau dengan menepuk-nepuk pundak karyawan dan juga jabatan tangan erat dan hangat; itulah salah satu bentuk pujian sederhana namun nilai tambah kejiwaannya besar.
(2). Manajer sebaiknya melakukan bimbingan dan konseling kepada karyawan. Dia harus melakukan pemantauan kemajuan karyawannya. Setiap perubahan yang terjadi karena memang adanya umpan balik dari manajer. Ketika itu ada perkembangan maka manajer jangan segan lagi-lagi memberi pujian kepada karyawan.
(3). Manajer sebaiknya menjelaskan secara terbuka dengan alasan yang jelas mengapa dia memberi pujian kepada karyawannya. Hal ini penting untuk memahami kekuatan potensi diri sang karyawan. Selain itu untuk menghindari tafsiran bahwa pujian itu hanya sekedar basa-basi saja. Namun di sisi lain manajer hendaknya jangan mengumbar kata-kata pujian yang begitu seringnya. Bisa-bisa menimbulkan kebosanan karyawan dan akhirnya makna dari suatu pujian akan berkurang nilainya.
Pujian adalah bentuk penghargaan yang diberikan secara tulus oleh seseorang kepada orang lain. Dalam hal ini tidak mungkin manajer memberi pujian kalau dia tidak melakukan pengamatan atau bahkan terlibat langsung dalam proses pekerjaan yang dilakukan tim atau individu karyawan. Disitu manajer bisa melakukan penilaian intensif dan obyektif terhadap kinerja setiap karyawannya. Dia juga melakukan umpan balik kepada karyawan apa yang seharusnya dilakukan karyawan. Lama kelamaan kalau perubahan positif terjadi maka fungsi kendali dari manajer semakin longgar. Dan karyawan akan lebih fleksibel dan leluasa berkreatifitas dan berinisiatif karena mendapat kepercayaan dari manajer. Itulah bentuk lain dari penghargaan dan pujian yang diberikan kepada karyawannya.
Maret 12, 2009 at 6:05 am
Yang lebih menyedihkan adalah kalau terjadinya berbagi kesalahan ketika kinerja unit kerja di bawah standar perusahaan.Manajer maunya menyalahkan karyawan saja.Dia lupa dan tidak sadar bahwa keberhasilan kerja suatu unit sangat ditentukan oleh sistem koordinasi yang dipimpin manajer.Semakin baik penerapan sistem koordinasi mulai dari perencanaan sampai pengendalian maka kinerja unit akan semakin baik.Seharusnya manajerlah yang paling bertanggung jawab atas setiap kegagalan.
Maret 12, 2009 at 9:48 am
Jika pujian manajer disampaikan pada waktu, tempat dan kondisi yang tepat bagus akan semakin memotivasi karyawan. Dan saya setuju dengan bapak jika manajer terlalu sering memuji bawahannya jelas akan punya dampak negatif karena biasanya bawahan sering berperilaku yang over confident merasa paling berjasa, terima kasih pak Syafri tulisan bapak menambah wawasan saya dan memotivasi semangat kerja saya.
Maret 12, 2009 at 10:19 am
Kalau bos Bodong mah, senang melihat hasil karya karyawan saja marah, apalagi kalau gagal. Bos memperlakukan Bodong seperti memperlakukan terhadap anak-anak bos yang dirumah. Kalau ngomongin masalah anak-anaknya kepada koleganya, si bos bangga dan senang luar biasa, tapi kalau sudah di rumah, si bos adanya ngomel mulu ke si anak. Hayo…. ngaku! siapa yang memiliki tipe seperti bos si Bodong?
Maret 12, 2009 at 3:47 pm
Saya setuju dengan tulisan bapak…
Pujian kepada karyawan akan sulit keluar kalo seorang manajer memiliki rasa iri atau bersaing atau hanya karena menjaga “Wibawanya” terhadap karyawannya.
Sesuatu yang sudah dikerjakan dan membawakan hasil yang memuaskan hanya dianggap “suatu keharusan” yang harus dikerjakan oleh setiap karyawan.
Sulit dipungkiri bahwa setiap manusia menginginkan pekerjaan yang telah dibuatnya mendapat pujian dari orang lain, sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya.
Karena pujian tersebut bisa menjadi motivasi bagi dirinya untuk bekerja lebih baik lagi dikemudian hari
Maret 13, 2009 at 2:36 am
saya setuju dengan prof…. pujian itu perlu juga …selain bonus ….karena pada dasarnya seorang karyawan juga adalah seorang manusia….walaupun memang sudah kewajibannya sebagai seorang pegawai untuk bisa menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan main yang berlaku di perusahan tempat di bekerja.
Maret 13, 2009 at 11:28 pm
betul mbak kur…..disini posisi manajer sebagai seorang pemimpin dituntut untuk bertanggung jawab atas setiap kinerja yang dihasilkan unit kerja….dan mampu mengkondisikan karyawan dengan nyaman…..tanpa ada tekanan mental….
Maret 13, 2009 at 11:30 pm
ya mas cahyono….intinya memberi pujian seharusnya dilakukan secara proporsional….tidak berlebihan dan tidak berkekurangan apalagi kikir…..sesuai dengan kinerja seseorang…..
Maret 13, 2009 at 11:33 pm
mas bodong…mungkin sang bos ada kelainan psikhis….melihat dunia sekelilingnya begitu terbalik…..ngga tahu mana yang baik dan mana yang buruk……dan ngga tahu dirinya itu siapa sih…..
Maret 13, 2009 at 11:36 pm
ya mbak ilona….seorang pemimpin yang baik adalah yang selalu memberi penghargaan dengan memujinya kepada anggotanya yang berkinerja dengan baik….sementara kepada yang kinerjanya kurang baik dia akan memberi bimbingan dan konseling…..semua tindakannya dalam konteks membangun motivasi kerja…..
Maret 13, 2009 at 11:37 pm
ya bung ridho….pujian merupakan enerji positif dalam membangun motivasi kerja dan kepercayaan diri…..
Maret 16, 2009 at 1:23 am
Tdk masuk akal bila pemimpin menginginkan anak buahnya “berdarah-berdarah” untuk bekerja. Tapi ia sendiri tidak mau “berdarah-darah” dan berada di depan dalam keadaan apapun. Contoh yang berwujud sikap adalah faktor penting terciptanya tim yg sukses
Maret 17, 2009 at 12:10 am
ya bung tips….salah satu ciri seorang pemimpin adalah sebagai pemimpin yang melayani…mengarahkan kekuatan para anak buahnya…..yang selalu memotivasi dan menghargai peran penting anak buahnya…..
Maret 16, 2009 at 1:26 am
[…] Tulisan asli dari artikel ini dan tulisan lain tentang leadership skill dan MSDM lainnya, dapat juga dikases melalui link ini: MANAJER DAN KARYAWAN BERBAGI PUJIAN […]
Maret 17, 2009 at 12:27 am
ok bung aris….tks
Maret 18, 2009 at 2:34 am
menyenangkan sekali jika ya…jika pimpinan tidak gengsi melontarkan pujian atas prestasi kita ya pak….dan pastinya kita juga akan menanggapinya dengan bekerja dan berprestasi lebih baik….tapi..ternyata masih banyak pimpinan yang “malu” mengakui kelebihan karyawannya atau berkelakuan seperti bosnya mas bodong…
Apakah terlalu sulit bagi seorang pemimpin berperilaku “legowo”???
Maret 18, 2009 at 4:58 pm
ya mbak emmy…..seharusnya pemimpin ketika tahu bahwa subordinasinya berprestasi dia memujinya….ketika lalai dia menasehatinya…. tentunya dengan tulus…..