Pagi ini sampai sore bertempat di kebun, yang hanya berjarak tempuh lima menit dari rumah saya, telah berlangsung silaturahim warga Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen IPB. Saya berinisiatif mengundang warga departemen dalam rangka menyambut dan sukuran buat tiga orang dosen; masing-masing yang baru saja menjadi mempelai baru, yang akan mengikuti suaminya bertugas di Dubai, dan seorang lagi yang akan studi lanjutan di Tokyo University, Jepang. Tidak kurang 60 orang termasuk anak-anak dosen dan pegawai hadir dalam silaturahim itu.
Suasana silaturahim semakin marak karena disertai lomba mancing. Para dosen dan pegawai yang sangat amatiran dan ada yang malah belum pernah mancing begitu gembiranya ketika mereka mampu memancing beberapa ikan emas. Ada juga beberapa yang tak mampu meraih seekor ikan pun. Untuk merangsang mereka, “panitia” telah menetapkan empat kategori pemenang. Mereka jang juara adalah yang mendapat ikan paling besar, paling kecil, paling banyak mendapat ikan, dan pemancing heboh. Dan ada perjanjian unik, karena sifatnya bersuasana gembira, setelah selesai waktunya (dua jam), semua ikan yang terpancing dibagikan merata ke semua warga yang hadir.
Silaturahim seperti ini biasa saya lakukan sejak masih aktif (dosen tetap) di IPB. Ketika menjadi Ketua LPPM dan Dekan Fakultas Pertanian IPB, saya selalu mengundang beberapa dosen dan semua pegawai untuk bersilaturahim di kebun saya yang relatif cukup luas ( lebih kurang 6.000 meter persegi). Selain mancing mereka dapat menikmati kelapa muda, kacang dan pisang rebus sambil mancing. Anak-anak bisa bermain-berlarian bebas di dalam kebun. Seperti biasanya acara diakhiri dengan makan siang sambil mengobrol dan bersantai ria. Acara seperti ini biasanya berlangsung dua kali dalam setahun. Mengapa silturahim diperlukan?
”Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezeki dan dipanjangkan usianya hendaklah ia senantiasa menjaga silaturahim.” (HR Muslim, dari Anas bin Malik RA). Lewat silaturahim tidak saja hubungan lahir yang mampu dipelihara tetapi juga bathin. Dengan demikian silaturahim seharusnya mampu mengatasi setiap masalah yang dihadapi individu dan kelompok. Silaturahim bermanfaat untuk mengukuhkan persaudaraan dan untuk selalu berbagi pengalaman; bercerita, dan mendengarkan. Intinya mampu membangun atau berbagi rasa simpati dan empati. Dengan berbagi, tiap individu organisasi menjadi tahu betapapun beratnya masalah yang dihadapi, sesungguhnya yang bersangkutan tidaklah sendiri. Orang lain juga menghadapi masalah yang sama, bahkan mungkin lebih berat dengan bentuk yang berbeda. Jika sudah demikian, kita akan bisa lebih tegar menghadapi masalah, dan saling menguatkan. Insya Allah spirit hidup pun tumbuh kembali.
Dalam hadis di atas, Rasulullah sangat menganjurkan silaturahim, yang hikmahnya antara lain akan membuat kita jadi panjang usia. Artinya kalau saja tidak rajin silaturahim, dengan sedikit masalah saja akan membuat seseorang mudah pesimis dan putus asa. Dengan memperbanyak dan meningkatkan mutu silaturahim, masalah apa pun yang menimpa, seharusnya bisa dihadapi dengan ketegaran. Kita bisa saling mengingatkan untuk tidak berputus asa, sebagaimana bunyi akhir ayat 214 surat Al-Baqarah, ”…. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” Para ulama telah bersepakat bahwa menghubungkan silaturahim sesama kaum kerabat adalah wajib di mana perbuatan memutuskannya adalah haram, dan mereka yang memutuskannya dianggap telah berdosa. Ringkasnya hubungan silaturahim adalah suatu amalan yang wajib dipelihara. Bahkan pengiriman pesan singkat (sms) pun,misalnya bertanya tentang kabar, ada permintaan tertentu, ada informasi tertentu), yang kemudian direspon, sebenarnya merupakan bentuk silaturahim.
Dalam teori perilaku dan pengembangan organisasi, dikenal adanya unsur komunikasi dan bentuk hubungan. Baik hubungan antara atasan dan subordinasi (bawahan) atau sebaliknya; maupun antara karyawan sejawat. Jenis hubungan bisa formal dan informal. Yang sangat berkait dengan silaturahim adalah bentuk hubungan informal. Wujudnya adalah kegiatan-kegiatan sosial seperti acara makan siang bersama, piknik bersama, dan olahraga bersama. Tujuan utamanya adalah dalam membangun persaudaraan atau kekeluargaan. Asumsinya tiap anggota atau warga adalah merupakan subsistem keluarga yang lebih besar yakni organisasi. Ketika hubungan informal terjadi maka jurang perbedaan status sosial semakin minimum. Beberapa studi menunjukkan bahwa semakin intensif dan semakin bermutunya hubungan informal semakin tinggi motivasi dan kepuasan kerja anggota yang pada gilirannya semakin tinggi kinerjanya.
Juli 13, 2008 at 9:33 pm
Menarik membaca artikel ini.Suasana gembira lewat silaturahim pasti penuh makna.Namun ada yang masih perlu saya minta penjelasan lebih lajut hubungan silaturahim dengan unsur usia. Trims pak.
Juli 13, 2008 at 9:53 pm
bung rusli….hemat saya yang dimaksud panjang usia juga bisa diartikan dalam arti usia non-fisik….melainkan usia pengabdian kapada allah dan lingkungan….semakin baik sifat seseorang semakin dikenang oleh orang lain secara permanen…sekalipun dia mati muda….selalu menjadi pembicaraan orang karena perilakunya yang luar biasa baiknya…..
Juli 14, 2008 at 1:56 am
salam kenal dari saya yah buat bapak sjafri saya seorang yahh mungkin jauh dari indonesia ..boleh mampir ke blog bapak berharap nambah ilmu baru kunjungi blog saya yang sederhana di http://www.putrikemben.wordpress.com makasih
Juli 14, 2008 at 3:05 am
Pimpinan tempat saya bekerja sangat tidak mengenal acara silaturahim.Semua serba formal dan kaku. Seolah kitalah yang membutuhkan mereka.Karena itu bekerja hanya sebatas sebagai kewajiban saja. Kurang memiliki motivasi untuk mengembangkan potensi diri.
Juli 14, 2008 at 11:10 am
bung zulkand…..itu berarti pimpinan anda tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memotivasi karyawannya…..tidak ada salahnya para karyawan secara berkelompok mengusulkan perlunya ada kegiatan sosial-kumpul bersama dalam suasana informal….
Juli 14, 2008 at 11:11 am
putrikemben…trims telah berkunjung….saya juga sudah mampir ke blog anda….isi blog anda padat dengan kisah-kisah humanis yang anda alami……bagus….
Juli 14, 2008 at 12:01 pm
Betul pak. Silaturahim akan membuat kita makin akrab dan bisa saling memahami. Di tempat kerja saya juga secara rutin setiap Minggu sore kami melakukan acara santai bersama. Biasanya kami main volley ball.
Acara yang pak Sjafri selenggarakan asyik juga ya.
Juli 14, 2008 at 7:58 pm
ya bung johan….belum lama ini pun saya menyelenggarakan konsultasi akbar dengan sekitar 45 orang mahasiswa bimbingan dari strata satu sampai tiga di rumah saya…..sambil makan kecil dan makan siang serta berkaraoke….sangat indah karena disamping mereka gembira juga jarak hubungan dosen dan mahasiswanya dapat dipersempit….
Juli 16, 2008 at 8:18 pm
Saya merasa betah di tempat kerja antara lain karena unsur kekerabatan cukup erat di antara sesama rekan kerja dan pimpinan.Kekerabatan ini karena begitu pedulinya pihak pimpinan dalam menjaga silaturahim. Walaupun hubungan bersifat informal tetapi para karyawan tetap respek terhadap pimpinan.
Juli 17, 2008 at 12:42 pm
ya mbak…..beberapa penelitian pun membuktikan terdapat pengaruh positif intensitas dan mutu silaturahim terhadap motivasi dan kinerja karyawan…..