Produktivitas adalah rasio output dan input suatu proses produksi dalam periode tertentu. Input terdiri dari  manajemen,  tenaga kerja, biaya produksi, dan peralatan serta  waktu. Output meliputi produksi, produk penjualan, pendapatan, pangsa pasar, dan kerusakan produk. Dalam perspektif normatif, pengertian produktivitas adalah kalau hari ini karyawan lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari sekarang.

Faktor-faktor pada tingkat makro yang dapat memengaruhi terjadinya produktivitas yang rendah meliputi:

(1) Kondisi Perekonomian : reit pajak yang rendah; tabungan dan investasi yang meningkat; regulasi yang berlebihan; tingkat Inflasi tinggi; fluktuasi ekonomi; harga energi tinggi; keterbatasan bahan baku; perlindungan berlebihan dan keterbatasan kuota; dan subsidi berlebihan yang menimbulkan inefisiensi.

(2) Kondisi Industri: kurangnya riset dan pengembangan dan regulasi antimonopoli berlebihan.

(3) Regulasi pemerintah: birokrasi panjang; produktivitas pemerintahan rendah; pemborosan pemerintah dan tingkat korupsi tinggi.

(4) Karakteristik Angkatan Kerja : standar pendidikan rendah; reit melek huruf rendah; etos kerja rendah; pergeseran ke sektor jasa; reit kriminal tinggi; pergeseran sistem nilai dan sikap.

Faktor-faktor  mikro yang dapat memengaruhi terjadinya produktivitas yang rendah meliputi:

(1)  Organisasi: pabrik-pabrik tua;  mesin-mesin tua; kekurangan alat dan pabrik; riset dan pengembangan kurang dan kondisi  fisik tempat kerja kurang nyaman.

(2)  Manajemen : kurang perhatian terhadap mutu; kelebihan staf pegawai; spesialisasi pekerja yang berlebihan; kurang perhatian terhadap faktor-faktor manusia; perhatian terhadap isyu legal yang berlebihan; kurangnya perhatian pada persoalan merger; kurangnya perhatian terhadap pelatihan dan pengembangan Gaji eksekutif berlebihan,sementara gaji karyawan tidak memadai; resisten terhadap perubahan; penurunan perhatian terhadap risiko kerja; sikap bermusuhan terhadap serikat pekerja; dan manajemen kepemimpinan otoriter.

(3)  Karyawan: lebih senang dengan waktu santai; resisten terhadap perubahan; tidak bangga pada pekerjaan; kekerasan karena alkohol dan obat-obatan terlarang; pengalaman kerja kurang; etos kerja yang kurang; rendahnya pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap dan perilaku; kondisi kesehatan yang kurang; dan kemampuan berkomunikasi yang kurang.

Seperti halnya pada mutu produk, pengertian mutu SDM dapat dilihat dari sisi input karyawan, proses, output dan outcome. Semua sisi saling berhubungan. Beberapa kriteria untuk menilai produktivitas dan mutu meliputi:

 Sisi Input

  • Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi

  • Sikap tentang mutu yang tinggi
  • Ketrampilan kerja  tinggi
  • Pengalaman kerja luas
  • Kesehatan fisik prima

Sisi Proses

·         Jumlah kesalahan yang rendah : mendekati nol

·         Jumlah karyawan yang keluar semakin rendah

·         Waktu kerja lembur bertambah

·         Ketidakhadiran karyawan semakin kecil

·         Kerusakan atau kesalahan rendah

·         Derajad respon tinggi

·         Biaya produksi perunit yang rendah

·         Kecermatan semakin tinggi

·         Kelengkapan proyek semakin tinggi

Sisi Output

  • Kepuasan konsumen yang semakin tinggi
  • Peningkatan penjualan barang
  • Penerimaan dari investasi semakin meningkat
  • Output perkaryawan semakin tinggi
  • Nilai rupiah penjualan semakin meningkat
  • Keuntungan semakin besar

Sisi Outcome

  • Pangsa pasar yang semakin besar
  • Penghasilan dari setiap pangsa semakin besar
  • Keluhan pelanggan pelanggan semakin kecil
  • Semakin besarnya peluang karir karyawan
  • Semakin besarnya peluang perusahaan untuk berkembang.

Dalam prakteknya  mengukur hasil utama dari suatu proses  penerapan tugas, fungsi dan tanggung jawab dari karyawan akan beragam sesuai dengan jenis produk perusahaan. Berikut ini diberikan beberapa contoh keragaman tersebut.

  • Perusahaan perkebunan karet : jumlah dan kualitas produk, biaya, waktu, pelanggan (pengolahan sekunder),
  • Perusahaan makanan : kualitas, output, biaya, waktu, staf dan pelanggan,
  • Perusahaan pabrik mobil : nilai pemegang saham, mutu produk, mutu manusia, kepuasan pelanggan,
  • Perusahaan angkutan darat : kualitas, biaya, ketepatan waktu, pelayanan bagi pelanggan, dan keselamatan,
  •  Perusahaan jaringan bisnis : kepemimpinan dan individu, kualitas, pelayanan bagi pelanggan, kemitraan, kerjasama tim.

Diadaptasi dari Tb Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala Hubeis, 2007, Manajemen Mutu SDM, PT Ghalia Indonesia.