Dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya di unit tertentu, maka akan tampak ada karyawan yang bekerja bersama-sama tetapi ada pula yang bekerja sendiri-sendiri. Kondisi itu bisa disebabkan karena unsur intrinsik atau dari perilaku setiap individu. Misalnya kalau bekerja sendiri-sendiri karena kekurang-sadaran tentang arti tujuan dan pentingnya bekerja dalam satu tim kerja, kurang percaya diri atau kurang percaya pada orang lain dan pimpinan, dan kurang semangat dalam bekerja dalam kelompok.Namun bisa jadi karena unsur pimpinan dalam mengarahkan dan mengendalikan karyawannya kurang efektif. Pertanyaannya bentuk mana yang lebih bermanfaat?.
Bekerja berkelompok tentu saja akan lebih efektif ketimbang bekerja sendiri-sendiri. Berkelompok berarti terjadi interaksi sesama karyawan. Interaksi dapat berupa saling kerjasama dan saling membantu sesama karyawan. Sementara itu dalam berinteraksi bakal terjadi pula saling berbagi dalam hal pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan. Bahkan tidak tertutup kemungkinan saling nasehat menasehati.
Manfaat berinteraksi lainnya adalah terjadinya saling kebergantungan sesama. Kondisi ini bukanlah merupakan sesuatu yang bersifat lemah. Namun justru adanya fenomena saling bersinergis. Malahan dapat dijadikan sebagai potensi unggul. Dalam hal ini potensi kesadaran dan semangat yang sama untuk meraih kinerja tinggi. Kalau ini terjadi maka potensi tersebut lebih mudah dibangun. Mereka sadar bahwa mereka hidup dalam suatu sistem sosial di lingkungan pekerjaannya; “berinteraksi secara dinamis baik dalam suka maupun duka”.
November 21, 2007 at 7:50 am
betul… setuju bekerja sama…
bukan sama-sama bekerja…
November 21, 2007 at 10:34 am
az&fa;saya senang melihat tampilan dan membaca isi blog anda….religius…..bagus……
November 21, 2007 at 10:28 pm
Namun prof mungkin walaupun kerjasama itu sangat penting, tentu independensi pemikiran dan keputusan pasti penting juga kan ya? Atau mungkin ada ngga/mungkin nggak ya, ada aktivitas yang justru diperlambat dengan adanya kerjasama? Sebab terkadang saya juga merasakan, terlalu banyak ide atau suara terlalu pusing juga untuk menyeleksinya, juga terlalu banyak tangan yang terlibat, pengendaliannya juga semakin sukar. Jadi mungkin ada ketentuan jumlah optimum ataupun kita harus mengerti dengan baik mana kegiatan yang perlu kerjasama baik, dan mana yang tidak begitu memerlukan kerjasama. Apakah seperti begitu ya, prof?
November 22, 2007 at 11:50 am
kerja bersama bukan berarti tertutup lahirnya gagasan-gagasan cemerlang dari para karyawan…..sebab tipe kerja seperti itu bukanlah menciptakan robot-robot……karena itu misalnya model TQM mengandalkan kinerja perusahaannya dalam bentuk kelompok-kelompok kecil (10-15 orang karyawan)…..mereka merencanakan,mengorganisasi diri,mengkoordinasi,mengendalikan tugas secara bersama…..interaksi positif dan sinergitas terjadi……setiap kelompok melaporkan tugas-tugasnya dalam periode tertentu misalnya seminggu sekali kepada sang manajer untuk dievaluasi…….lalu dipakai sebagai upaya umpan balik bagi perbaikan rencana operasionalnya……