Peran komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting. Tidak ada seorangpun dalam keseharian tugasnya tanpa berkomunikasi. Baik itu bertema masalah pekerjaan maupun masalah di luar pekerjaan, seperti masalah keluarga, politik, sosial dan ekonomi nasional. Semua ini pasti dilakukan lewat komunikasi. Juga baik itu dilakukan melalui jalur vertikal (atasan-bawahan) maupun jalur horisontal (kolega setingkat).
Komunikasi sudah merupakan kebutuhan manusia sejak mereka lahir di dunia. Bayi jika punya keinginan untuk minum dan makan biasanya ditandai oleh simbol menangis. Begitu pula ketika dia ngompol. Ketika ibunya atau siapapun menggodanya dia akan tersenyum bahkan tertawa lepas. Semuanya itu terjadi karena ada komunikasi. Disitu ada hubungan bathin timbal balik. Semakin besar si bayi hingga dewasa maka semakin kompleks isi pesan yang ingin disampaikan dan begitu pula cara komunikasi yang digunakannya.
Ketika manajer menginginkan sesuatu dari orang lain pasti manajer berkomunikasi dengan orang tersebut apakah dengan cara berbicara langsung, berkirim surat, menelepon, mengirim E-mail atau menyampaikan pesan lewat orang lain. Manakala manajer ingin agar gagasannya diterima atasan (boss) atau oleh siapapun yang berkepentingan maka pasti pula dia harus berkomunikasi. Namun pernahkah gagasan atau pesan manajer sulit dimengerti bahkan diabaikan oleh orang lain? Dalam praktiknya hal itu dapat terjadi karena komunikasi yang dilakukan oleh manajer tidak diperkaya oleh perbendaharan kata yang cukup, terlalu banyak bicara, berbicara tanpa berpikir matang, dan atau berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh yang kurang mengesankan pihak lain.
Seberapa jauh proses penyampaian gagasan baru oleh manajer, misalnya kepada boss, berhasil dengan baik sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi dan perilaku manajer sebagai pengirim gagasan atau pesan, penerima pesan (boss), media yang dipakai, isi pesan, simbol-simbol, dan cara pesan yang disampaikan serta suasana komunikasi itu sendiri. Keberhasilan itu akan dicerminkan oleh tidak adanya kesenjangan pemahaman antara pengirim dan penerima pesan serta relatif tak ada konflik. Dengan kata lain proses interaksi terjadi dengan positif. Dalam keadaan dimana gagasan itu disetujui atasan untuk dilaksanakan maka : boss senang, manajer pun girang.
Agustus 29, 2007 at 5:53 pm
Ternyata salah satu kuncinya adalah komunikasi ya, Prof? Memang dengan komunikasi segalanya bisa mudah, namun bila salah berkomunikasi, malah jadi runyam dan salah mengerti. 😀
Agustus 30, 2007 at 12:09 am
ya benar mr math…termasuk bagaimana mengajar mathematika yang mudah dipahami dan enak dicerna oleh siswa….
September 5, 2007 at 8:15 am
Untuk menjadi seorang manajer/pimpinan, kemampuan komunikasi verbal maupun tulisan sangat penting ya pak… hmm.. saya pernah mengalami di tempat dimana seseorang diangkat menjadi manajer dengan pertimbangan senioritas dan kedekatan dengan pimpinan belaka. Akibatnya, bawahannya kurang dapat berkomunikasi dengan si manajer tsb. Hasil kerja tim pun jadi kurang efektif.
Terimakasih, salam, Andra.
September 5, 2007 at 3:34 pm
benar andra: itulah jadinya kalau promosi untuk menjadi atasan cuma sekedar dari dua kiteria itu…padahal yang lebih proporsional adalah karena kinerjanya,kemampuan komunikasi, mutu kepribadian, kepemimpinan,dan kompetensinya….
salam